RANCANGAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR DI LEMBAGA PAUD atau TK
TUGAS INDIVIDU
RANCANGAN
PROGRAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR
DI LEMBAGA PAUD
Diajukan
untuk memenuhi tugas individu mata kuliyah Strategi Pembelajaran RA
Dosen
Pengampu :
Neni
Mulya, M.Pd
Disusun
Oleh :
Nama : Nugroho Galih Wicaksono
NPM :
1411070184
Jurusan/Kelas/Semester : PGRA/D/III
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN
GURU RAUDHATUL ATHFAL
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN
1437 H/2015 M
A.
Latar
Belakang
Mengingat
bahwa persentase kegiatan belajar mayoritas dilakukan di dalam ruangan, maka
hal ini menuntut pengelola PAUD beserta guru dan staf yang ada untuk mampu
menyediakan sarana dan prasana yang menunjang demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang dilakukan.
Akan
tetapi untuk menyediakan fasilitas yang mampu menstimulus aspek-aspek
perkembangan yang menjadi fokus pembelajaran tidaklah mudah oleh karena itu
selain diambil dari kas sekolah maka perlu adanya kontribusi dari dinas
pendidikan terkait untuk dapat membantu dalam bentuk apapun, sehingga untuk
pelaksanaan pendidikan akan lebih terarah dengan adanya sarana dan prasarana
yang memadai.
B.
Tujuan
Adapun
Tujuan perancangan program pengelolaan belajar indoor di PAUD, yiatu :
·
Memudahkan mencapai tujuan pembelajaran
di indoor
·
Menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai
·
Menciptakan lingkungan belajar indoor
yang nyaman, aman serta kondusif
·
Memperjelas arah pembelajaran yang akan
dilakukan di indoor agar lebih terorganisir
·
Menstimulus aspek-aspek perkembangan
melalui fasilitas yang ada di ruang belajar indoor
·
Membangun pengetahuan melalui aktivitas
belajar di dalam ruangan
·
Menciptakan lingkungan belajar sesuai
tahapan usia dan perkembangannya
C.
Sasaran
Rancangan Program Pengelolaan Belajar Indoor di PAUD
Sasaran
utama dari perancangan ini adalah untuk aktivitas belajar di dalam ruangan anak
usia 2-5 tahun, dimana dalam pelaksanaannya akan menyesuaikan tahapan usianya.
D.
Rencana
Program Kegiatan Di Lingkungan Indoor
a.
Rancangan Kegiatan
1.
Menentukan
tema atau topik yang akan digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar indoor
2.
Menentukan
tujuan dari kegiatan pembelajaran indoor
3.
Menentukan
Media (alat-alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran indoor)
4.
Strategi
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran indoor.
5.
Menentukan
jenis kegiatan apa yang dilakukan dalam program pengelolaan lingkungan belajar indoor.
6. Evaluasi
b.
Jenis-jenis
Kegiatan di indoor
1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat
pada Anak
a.
Pendekatan yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak
Anak
merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Anak juga merupakan
makhluk yang aktif. Atas dasar fakta tersebut maka dikembangkan strategi
pembelajaran berdasarkan: 1) pendekatan perkembangan dan 2) pendekatan belajar aktif.
b.
Karakteristik pembelajaran yang berpusat pada anak
Pembelajaran
yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut (Masitoh dkk.,
2005: 8.5 – 8.6).
·
Prakarsa
kegiatan tumbuh dari anak.
·
Anak
memilih bahan-bahan dan memutuskan apa yang akan dikerjakan.
·
Anak
mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh
inderanya.
·
Anak
menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan objek.
·
Anak
mentransformasi dan menggabungkan bahan-bahan
·
Anak
menggunakan otot kasarnya.
c. Sintaks
pembelajaran yang berpusat pada anak
Pembelajaran
yang berpusat pada anak terdiri dari 3 tahap utama, yaitu : tahap merencanakan,
tahap bekerja, dan tahap review.
1) Tahap
merencanakan (planning time)
Pada tahap
ini guru member kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan yang
akan dilakukannya. Guru, misalnya, menyediakan alat-alat bermain yang terdiri
dari : a) balok-balok kayu, b) model buah-buahan, c) alat-alat transportasi, d)
buku-buku cerita, e) peralatan menggambar, dan f) macam-macam boneka.
2) Tahap
bekerja (work time)
Setelah
memilih kegiatan yang akan dilakukannya, anak kemudian dikelompokkan
berdasarkan kegiatan yang dipilih. Pada tahap ini anak mulai bekerja, bermain,
atau memecahkan masalah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Guru mendampingi siswa, memberikan dkungan dan siap memberikan bimbingan jika
anak membutuhkan.
3) Review
/ recall
Setelah
anak-anak selesai melakukan aktivitasnya, mereka kemudian diberi kesempatan
untuk mengungkapkan pengalamannya secara langsung. Pada tahap ini guru berusaha
agar ana-anak mengungkapkan perasaannya dengan tepat.
2. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
a.
Rasional strategi pembelajaran melalui bermain
Bermain
merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu dengan dunia
anak, yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan
kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dst. Dengan bermain akan
mengalami suatu proses yang menarahkan pada perkembangan kemampuan
manusiawinya.
b. Sintaks
pembelajaran melalui bermain
Strategi
pembelajaran melalui bermain terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: tahap
prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup.
1) Tahap
prabermain
Tahap
prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan : kegiatan penyiapan siswa
dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan
yang siap untuk dipergunakan.
a)
Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru menyampaikan tujuan kegiatan
bermain kepada para siswa, (2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus
diikuti dalam kegiatan bermain, (3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing
anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dst., dan (4) guru memperjelas
apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
b)
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak
pasir, ember, bendera kecil, dsb.
2) Tahap
bermain
Tahap
bermain terdiri dari rangkaian kegiatan berikut : a) semua anak menuju tempat
yang sudah disediakan untuk bermain, b) dengan bimbingan guru, peserta
permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing, c) setelah kegiatan selesai
setiap anak menata kembali bahan dan peralatan permainannya, dan d) anak-anak
mencuci tangan.
3) Tahap
penutup
Tahap
penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari
kegiatan-kegiatan : a) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang
aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu, seperti mengulas bentuk-bentuk
geometris yang dibentuk anak, dsb., b) menghubungkan pengalaman anak dalam
bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain, misalnya di rumah, c)
menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok, d) menekankan
petingnya kerja sama.
3. Strategi Pembelajaran Melalui bercerita
a. Rasional
strategi pembelajaran melalui bercerita
Pencapaian
tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak dapat ditempuh dengan strategi pembelajaran
melalui bercerita. Masitoh dkk. (2005: 10.6) mengidentifikasi manfaat cerita
bagi anak TK, yaitu sebagai berikut.
·
Bagi
anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan lingkungannya
merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
·
Guru
dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan nilai-nilai positif pada
anak.
·
Kegiatan
bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan social, nilai-nilai moral dan
keagamaan.
·
Pembelajaran
dengan bercerita memberikan memberikan pengalaman belajar untuk mendengarkan.
·
Dengan
dengan mendengarkan cerita anak dimungkinkan untk mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
·
Membantu
anak untuk membangun bermacam-macam peran yang mungkin dipilih anak, dan
bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
b. Sintaks
pembelajaran melalui bercerita
Strategi
pembelajaran melalui bercerita terdiri dari 5 langkah. Langkah-langkah dimaksud
adalah sebagai berikut.
1)
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2)
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan membaca
langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan
flannel, dst.
3) Menetapkan
bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai dengan bentuk
bercerita yang dipilih.
4)
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari:
·
menyampaikan
tujuan dan tema cerita,
·
mengatur
tempat duduk,
·
melaksanaan
kegiatan pembukaan,
·
mengembangkan
cerita,
·
menetapkan
teknik bertutur,
·
mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
5)
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita
Untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk
mengembangkan pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan.
4. Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi
a.
Rasional strategi pembelajaran melalui bernyanyi
Honig,
dalam Masitoh dkk. (2005: 11.3) menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak
manfaat untuk praktik pendidikan anak dan pengembangan pribadinya secara luas
karena : 1) bernyanyi bersifat menyenangkan, 2) bernyanyi dapat dipakai untuk
mengatasi kecemasan, 3) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan
perasaan, 4) bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri anak, 5)
bernyanyi dapat membantu daya ingat anak, 6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa
humor, 7) bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan
kemampuan motorik anak, dan 8) bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam
sebuah kelompok.
b. Sintaks
pembelajaran melalui bernyanyi
Strategi
pembelajaran dengan bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
1) Tahap
perencanaan, terdiri dari:
(a)
penetapkan tujuan pembelajaran,
(b)
penetapan materi pembelajaran,
(c)
menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan
(d)
menetapkan evaluasi pembelajaran.
2) Tahap
pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah direncanakan, yang terdiri
dari:
(a)
kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan
memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan
arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
(b)
Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya lagu Dua Mata
Saya, yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam
lirik lagu.
(c)
Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan
rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
3) Tahap
penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh
mana perkembangan yang telah dicapai anak secara individual maupun kelompok.
5. Strategi Pembelajaran Terpadu
a.
Rasional strategi pembelajaran terpadu
Anak
adalah makhluk seutuhnya, yang memiliki berbagai aspek kemampuan, yang semuanya
perlu dikembangkan. Berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang
jika ada stimulasi untuk hal tersebut. Dengan pembelajaran terpadu,
pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang kurikulum atau
bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan anak yang ada pada anak
diharapkan dapat berkembangan secara optimal.
b.
Karakteristik strategi pembelajaran terpadu
Pembelajaran
terpadu memiliki karakteristik : 1) dilakukan melalui kegiatan pengalaman
langsung, 2) sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, 3) memberikan kesempatan
kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, 4) menggunakan bermain
sebagai wahana belajar, 5) menghargai perbedaan individu, dan 6) melibatkan
orag tua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran (Masitoh dkk., 2005:
12.10).
c.
Prinsip-prinsip strategi pembelajaran terpadu
Strategi
pembelajaran terpadu direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip:
1) berorientasi pada perkembangan anak, 2) berkaitan dengan pengalaman nyata
anak, 3) mengintegrasikan isi dan proses belajar, 4) melibatkan penemuan aktif,
5) memadukan berbagai bidang pengembangan, 6) kegiatan belajar bervariasi, 7)
memiliki potensi untuk dilaksanakan melalui proyek oleh anak, 8) waktu
pelaksanaan fleksibel, 9) melibatkan anggota keluarga anak, 10) tema dapat
diperluas, dan 11) direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan
anak (Masitoh dkk., 2005: 12.10).
d. Manfaat
strategi pembelajaran terpadu
Ada
beberapa manfaat dari strategi pembelajaran terpadu, yaitu: 1) meningkatkan
perkembangan konsep anak, 2) memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan
melalui berbagai kegiatan, 3) membantu guru dan praktisi lainnya untuk
mengembangkan kemampuan profesionalnya, dan 4) dapat dilaksanakan pada jenjang
program yang berbeda, utnuk semua tingkat usia, dan untuk anak-anak
berkebutuhan khusus.
e. Sintaks
pembelajaran terpadu
Prosedur
pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut
(Masitoh dkk., 2005: 12.19 – 12.20).
1) Memilih
tema
Pemilihan
tema untuk pembelajaran terpadu dapat bersumber dari: (a) minat anak, (b) peristiwa
khusus, (c) kejadian yang tidak diduga, (d) materi yang dimandatkan oleh
lembaga, dan (e) orang tua dan guru.
Ada
beberapa kriteria untuk pemilihan tema, yaitu: (a) relevansi topik dengan
karakteristik anak, (b) pengalaman langsung, (c) keragaman dan keseimbangan
dalam area kurikulum, (d) ketersediaan alat-alat, dan (e) potensi proyek.
2)
Penjabaran tema
Tema yang
sudah diplih harus dijabarkan ke dalam sub tema-sub tema dakan konsep-konsep
yang didalamnya terkandung istilah (term), fakta (fact), dan prinsip
(principle), kemudian dijabarkan ke dalam bidang-bidang pengembangan dan
kegiatan belajar yang lebih operasional.
3)
Perencanaan
Perencanaan
harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan
belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-permainan yang
diperlukan, dan penilaian yang akan dilakukan.
4)
Pelaksanaan
Pada tahap
pelaksanaan dilakukan dan dikembangkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana
yang telah disusun. Pada saat proses berlangsung dilakukan pengamatan terhadap
proses belajar yang dilakukan oleh anak.
5)
Penilaian
Penilaian
dilakukan pada saat pelaksanaan dan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan
tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan
pembelajaran terpadu.
c.
Media
yang digunkanan
Media pembelajaran yang bisa digunakan
disesuaikan dengan tema dan materinya serta strategi yang digunakan dalam suatu
kegiatan yang akan dilaksanakan. Artinya untuk media yang digunakan bersifat
fleksibel atau bebas baik dari media alam maupun media buatan, tetapi suatu
media harus mencakup standar media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
diantaranya yaitu :
·
Aman digunakan
·
Tidak memiliki kandungan racun
·
Mudah didapat
·
Dapat memicu kreativitas anak
·
Multiguna dan syarat-syarat lainnya
d.
Evaluasi
Setelah suatu rancangan diimplementasikan dalam
suatu pembelajara maka tahap terakhir adalah evaluasi, baik evaluasi dari segi
rancangan yang telah digunakan, media yang digunakan, proses dari pembelajaran
sampai hasil akhir dari pembelajaran yaitu tingkatan pencapaian dari
aspek-aspek perkembangan yang menjadi fokus dari penyusunan rancangan
pengelolaan belajar indoor ini. hal tersebut berhubungan dengan tindak lanjut
untuk penyempurnaan pembelajaran dimasa mendatang yang harus menunjukan progres
yang baik, sehingga evaluasi ini harus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan demi tercapainya tujuan pembelelajaran secara menyeluruh.
E.
Anggaran
biaya
untuk
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rancangan di atas maka di bawah ini
terlampir beberapa peralatan penunjang pembelajaran yang harus ada, meliputi :
No
|
Nama barang
|
Jumlah barang / satuan
|
Harga satuan
|
Jumlah Harga
|
1.
|
Kursi
|
25 unit
|
Rp. 60,000.-
|
Rp.1,500,000.-
|
2.
|
Meja
|
25 unit
|
Rp. 65,000.-
|
Rp.1,625,000.-
|
3.
|
Papan tulis
|
2 buah
|
Rp. 75,000.-
|
Rp.150,000.-
|
4.
|
Jam dinding
|
2 buah
|
Rp. 50,000.-
|
Rp.100,000.-
|
5
|
Bola warna-warni kecil
|
60 buah
|
Rp. 5,000.-
|
Rp.300,000.-
|
6
|
Puzzle
angka
|
1 set
|
Rp. 120,
000.-
|
Rp.120,000.-
|
7
|
Buku
mewarnai
|
50 buah
|
Rp.
1,000.-
|
Rp.
50,000.-
|
8
|
Karpet
|
3 buah
|
Rp.150,000.-
|
Rp.
450,000.-
|
9
|
Spidol
|
5 buah
|
Rp.
8,000.-
|
Rp.
40,000.-
|
10
|
Crayon
|
5 set
|
Rp.
15,000.-
|
Rp.
75,000.-
|
11
|
Balok
|
3 set
|
Rp.
100,000.-
|
Rp.
300,000.-
|
12
|
Buku belajar
Al-qur’an
|
50 buah
|
Rp.
1,000.-
|
Rp. 50,000.-
|
13
|
Global
|
1 buah
|
Rp.
150,000.-
|
Rp.
150,000.-
|
14
|
Peta
Indonesia
|
1 buah
|
Rp.
70,000.-
|
Rp.
70,000.-
|
15
|
Peta
Lampung
|
1 buah
|
Rp.
60,000.-
|
Rp.
60,000.-
|
Jumlah
|
234 buah
|
Rp. 5,040,000.-
|
Berdasarkan data di
atas maka kebutuhan anggaran biayanya adalah sebagai berikut:
1. Jumlah
peralatan/ barang yang dibutuhkan sejumlah 234 buah
2. Dana
yang dibutuhkan untuk pengadaan barang tersebut sebesar Rp.
5,040,000.-
F. Penutup
Rancangan ini kami susun sebagai
bahan pertimbangan untuk memperoleh bantuan dana Sarana dan Prasarana dalam Program lingkungan belajar indoor dan sekaligus sebagai acuan dalam
penyelenggaraan PAUD dimasa mendatang.
Tentunya masih banyak sekali
kekurangan serta kelemahan dalam penyusunan rancangan ini hal ini disadari
karena kekurangan serta minimnya wawasan kami dalam cara pembuatan rancangan yang sempurna, namun
demikian mudah-mudahan rancangan yang
sederhana ini telah mampu mengakomodir semua harapan, keinginan semua pihak
dalam mewujudkan dan mensukseskan program lingkungan belajar indoor dalam bidang Pendidikan anak usia dini.
Demikian rancangan ini kami buat atas
dukungan berupa bimbingan serta bantuan sehingga terkabulnya rancangan ini kami menyampaikan
ucapkan terimakasih.
Ketua Pelaksana
Nugroho
Galih Wicaksono M.Pd
NIP. 9496772716111
Komentar
Posting Komentar