RANCANGAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR OUTDOOR



PROPOSAL
RANCANGAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR OUTDOOR
Dosen Pengampu          : Neni Mulya, M.Pd

Disusun oleh
Nama               : Maria Lusyana
Npm                : 1411070172
Jrs/Smstr/Kls   : PGRA/III/D
Mata Kuliah    : Strategi Pembelajaran AUD







                                                                                                        

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2015/2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan Rahmat-Nyalah saya bisa menyelesaikan proposal ini, tak lupa sholawat dan salam marilah kita limpah curahkan kepada Guru besar kita Yakni Nabi Muhammad SAW, tanpa adanya beliau mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan.
Proposal ini saya susun guna memenuhi tugas mata kuliah STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI di IAIN Raden Intan Lampung. Dalam proposal ini saya membahas tentang rancangan program pengelolaan lingkungan belajar outdoor.
. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
·         Ibu Neni Mulya, M.Pd selaku dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
·         Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menuntut ilmu.

Akhir kata dari saya mengucapkan banyak terima kasih.
Wasalamua’laikum Wr.Wb.


Bandar Lampung, 08 Desember 2015







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Anak adalah harapan dimasa yang akan datang, anak sebagai generasi unggul tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan yang kondusif yang akan memungkinkan anak untuk berkembang secara optimal dan mampu secara aktif mengembangkan potensinya.
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.
Adapun upaya dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri anak adalah di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) karena prinsip pembelajaran di PAUD adalah bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. PAUD mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya.  PAUD mengembangkan potensi anak secara komprehensif. Posisi anak usia dini di satu pihak berada pada masa sangat penting dan potensi untuk pengembangan masa depannya. Akan tetapi dipihak lain termasuk masa rawan dan labil disaat anak kurang mendapat rangsangan yang positif dan menyeluruh.
Salah satu upaya agar proses pembelajaran pada anak usia dini dapat lebih menyenangkan adalah dengan pembelajaran diluar kelas atau pembelajaran outdoor. Tujuannya agar anak usia dini dapat mengenal benda-benda secara konkret dan belajar lebih menyenangkan. Menyenangkan berarti suasana belajar yang gembira dan antusias, suasana belajar yang jauh dari tekanan dan target terhadap anak usia dini yang belajar. Melalui aktivitas diluar ruangan atau outdoor, semua bagian perkembangan anak dapat ditingkatkan. Hal ini terjadi karena aktivitas outdoor melibatkan multiaspek perkembangan anak. Aktivitas outdoor lebih berperan dalam mengintegrasikan sensori dan berbagai potensi yang dimiliki anak. Hal ini termasuk perkembangan fisik, keterampilan sosial dan pengetahuan budaya serta perkembangan emosional dan intelektual.
Peran dari seorang pendidik adalah bagian yang paling penting dari terselenggaranya program pembelajaran yang telah dirancang. Hal tersebut perlu dilakukan karena selain anak usia dini memiliki perbedaan individual, setiap anak yang dilayani oleh pendidik juga selalu memberikan reaksi secara unik atau dengan caranya sendiri yang berbeda-beda terhadap setiap tindakan guru. Oleh karena itu, sebagai pendidik yang profesional harus mengetahui seluk beluk PAUD serta apapun yang berhubungan dengan PAUD itu sendiri.
Peran pendidik lebih sebagai mentor atau fasilitator dan bukan pentransfer ilmu pengetahuan semata, karena ilmu tidak dapat ditransfer dari guru kepada anak tanpa keaktifan anak itu sendiri. Dalam proses pembelajaran, tekanan harus diletakkan pada pemikiran guru. Oleh karenanya, penting bagi guru untuk dapat menyediakan dan memberikan materi sesuai perkembangan anak, menggunakan metode belajar yang lebih bervariasi, pengelolaan pembelajaran yang menarik serta strategi pembelajaran yang memungkinkan anak dapat aktif dan  leluasa dalam mengkonstruksikan  pengetahuannya.
Kenyataan yang ditemui di lembaga PAUD, dalam pembelajaran outdoor anak memang sangat antusias sekali mengikuti pembelajaran. Pemberian materi pelajaran diluar ruangan (outdoor) sangat membantu anak usia dini untuk mengenal lebih konkret dan jelas benda-benda yang mereka pelajari. Namun saat pemberian pembelajaran, hanya satu orang guru yang aktif terhadap pemberian materi sedangkan dua orang gurunya hanya mengawasi anak. Selain itu, antara satu guru dengan guru yang lain kurang bekerja sama dalam pembelajaran outdoor tersebut. Ini terbukti masih kurangnya kemampuan guru dalam mengajar dan dalam mengelola lingkungan belajar khususnya pada lingkungan outdoor.

B.     PENGERTIAN LINGKUNGAN BELAJAR OUTDOOR

Lingkungan belajar outdoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang berada diluar lingkungan sekolahan, dalam artian lingkungan belajar ini diciptakan tidak untuk proses belajar mengajar akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti misalnya : museum, masjid, monumen, lapangan, tmpt wisata, dll.

C.    PENTINGNYA AKTIVITAS OUTDOOR DALAM OPTIMALKAN PERKEMBANGAN ANAK

·         Perkembangan Kognitif
·         Perkembangan Bahasa
·         Perkembangan Sosial dan Emosional
·         Perkembangan Psikomotorik
·         Perkembangan Moral dan Agama

D.    PRINSIP UMUM PENATAAN ARENA BELAJAR OUTDOOR

·         Memenuhi aturan keamanan
·         Melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah anak
·         Desain lingkungan luar kelas harus didasarkan pada kebutuhan anak
·         Secara estetis harus menyenangkan

E.     SPESIFIKASI LINGKUNGAN BELAJAR OUTDOOR
·         Lokasi
·         Ukuran
·         Pagar
·         Tanah Lapang
·         Permukaan
·         Atap atau naungan





BAB II
PEMBAHASAN

       I.            PENGERTIAN
Suatu kegiatan pembelajaran yang secara langsung dilakukan di alam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatannya belajar sambil bermain diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha membentuk kepribadian, memantapkan pemahaman kepemimpinan dan membentuk karakter anak percaya diri.
Kegiatan permainan dan pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruangan sebagai variasa metode/pendekatan yang digunakan dengan tujuan memperkenalkan lingkungan, melatih psikomotorik dan mengembangkan wawasan, pengetahuan, sikap dan perilaku anak usia dini.

    II.            NAMA KEGIATAN
OUTDOOR STUDY”

 III.            TEMA KEGIATAN
Kegiatan Outdoor Study ini mengambil tema:
“ Mengenal Permainan Outbound Anak Usia Dini di Taman Wisata Wira Garden, Teluk Betung, Lampung”.

 IV.            TUJUAN KEGIATAN
Sebagai salah satu metode pembelajaran, outbound anak usia dini memiliki tujuan untuk mengembangkan 9 potensi kecerdasan multi intelligence anak, yaitu :
1.      Kecerdasan linguistik (linguistik intelligence), yang dapat berkembang bila dirangsang melalui kegiatan berdiskusi, berbicara, mendengarkan, bercerita yang dilakukan sebelum aktivitas permainan outbound dilaksanakan.
2.      Kecerdasan logika-matematik (logic- mathematical intellengence), yang dapat dirangsang melalui kegiatan menghitung, membedakan bentuk, dan bermain dengan benda-benda  di alam terbuka.
3.      Kecerdasan visual (visual intellegence), yaitu kemampuan ruang yang dapat dirangsang melalui bermain bentuk-bentuk geometri, melukis di alam terbuka, maupun bermain dengan daya khayal (imajinasi).
4.      Kecerdasan musikal (musikal intellegence), yang dapat dirangsang melalui irama, nada, birama, berbagai bunyi dan bertepuk tangan pada saat pelaksanaan outbound.
5.      Kecerdasan kinestetik (kinestetic intellengence), yang dapat dirangsang melalui gerakan tubuh pada saat berlangsungnya kegiatan outbound oleh anak.
6.      Kecerdasan naturalis (naturalist intellengence), yaitu mencintai keindahan alam, yang dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang, termasik mengamati fenomena alam seperti hujan, angin banjir, pelangi, siang malam, panas dingin, bulan matahari di alam terbuka.
7.      Kecerdasan interpersonal (interpersonal intellegence), yaaitu kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia (berkawan) yang dapat dirangsang melalui bermain outbound bersama teman, bekerjasama, bermain peran, dan memecahkan masalah, serta menyelesaikan konflik.
8.      Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intellegence), yaitu kemampuan memahami diri sendiri yang dapat dirangsang melalui pengembangan konsep diri, harga diri, mengenal diri sendiri, percaya diri, termasuk kontrol diri dan disiplin terhadap aturan main outbound yang ditetapkan pembimbingnya.
9.      Kecerdasan spiritual (spiritual intellegence), yaitu kemampuan menngenal dan mencintai ciptaan Tuhan, yang dapat dirangsang melalui aktivitas berdoa, bersyukur, menyayangi makhluk Tuhan dalam rangka penanaman nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini.



Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode outbound, secara umum kompetensi dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh anak didik mengacu pada 5 aspek perkembangan, yaitu aspek pengembangan moral dan agama, psikomotorik, bahasa, kognitif, dan sosial-emosional. Secara lengkap kompetensi yang diharapkan yaitu sebagai berikut:
1.      Pada aspek perkembangan moral dan nilai-nilai agama, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama.
2.      Pada aspek perkembangan psikomotorik, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengelola dan keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (panca indera).
3.      Pada aspek perkembangan bahasa, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk pemahaman pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar.
4.      Pada aspek perkembangan kognisi, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan berpikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah, dan menemukan hubungan sebab akibat.
5.      Pasa aspek perkembangan sosial emosional, kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkngan sosial dan budaya, serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri, dan rasa memiliki.

    V.            SASARAN KEGIATAN
Sasaran permainan outbound yang diselenggarakan pada program Pendidikan Anak Usia Dini adalah peserta didik (anak didik) yang berusia 4-6 tahun, dengan pertimbangan pada usia ini anak sudah dapat memiliki kemampuan fisik, keberanian, dan kepercayaan diri yang lebih melesat dan berkembang.

Sebenarnya dalam program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hampir semua kegiatan permainan outbound dalam tingkat kesulitan tertentu, bisa diikuti oleh anak usia dini usia 2-6 tahun. Namun, untuk permainan outbound yang dilakukan pada sasaran anak didik usia 2-3 tahun, strategi pembelajaran yang digunakan adalah melalui “pengasuhan bersama”, artinya pada saat permainan outbound dilaksanakan ada kerja sama antara pendidik dengan orang tua/pengasuh/pendamping anak sebagai pendampingan proses pembelajaran. Bentuk permainan anak dengan usia 2-3 masih bersifat individu.

 VI.            JENIS-JENIS KEGIATAN
Jenis permainan outbound yang dapat dilaksanakan oleh anak usia 4-6 tahun pada program pendidikan anak usia dini diantaranya :

·         Tangga Curam
Tangga curam adalah tangga yang terbuat dari kayu dengan tinggi 1m dan berdiameter kurang lebih 30cm. Tumpukan kayu dibuat menyerupai tangga.

Cara Bermainnya : Anak-anak disuruh baris berbanjar kemudian satu persatu disuruh untuk menaiki serta menuruni titian tangga curam, tanpa ada pegangan/tanpa dibantu tujuannya untuk dengan melatih keseimbangan badan. Pendidik memberikan kesempatan kepada anak untuk menaiki dan menuruni anak tangga secara bergantian tanpa harus dipegang oleh pendidik.

·         Panjat Dinding
Yaitu menjelajah, menyusuri alam dan lingkungan bernuansa perkebunan dan pegunungan, mulai berjalan dari start sampai finish dengan melalui medan, didampingi gurunya. Alam yang dilintasi anak biasanya adalah pegunungan, sawah, kebun binatang, perkebunan teh, perkebunan sayur, dan sebagainya yang memungkinkan anak untuk melakukan perjalanan dan mengenal alam.

Cara Bermainnya : Anak memanjat tembok satu persatu secara bergantian dengan memijakan kakinya terlebih dahulu dengan point pertama, kemudian ke point kedua dan seterusnya sambil nak berpegang pada point nomor berikutnya. Pendidik menunggu anak di atas untuk membantu anak naik dan melepaskan tali pengaman.

·         Jaring Laba
Jenis permainan ini terbuat dari tali-tali yang kkuat dibuat sarang laba-laba dan diikatkan pada tiang atau pohon, ukuran jaring laba-laba ini lebar minimal 2 m dan tinggi minimal 2,5 m.

Cara Bermainnya :Anak yang telah diikat dengan tali pengaman secara bergantian memanjat jaring-jaring tersebut langkah demi langkah menuju keatas seperti layaknya laba-laba melangkah diatas sarangnya.

·         Bola Estafet
Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari 6-10 bola tenis yang diberi yang diberi gantungan rapia dan 2 keranjang bola yang digantungkan di tembok.
Cara Bermainnya : Anak mengambil bola dalam tempat yang sudah disediakan kemudian melemparkan kepada temannya secara berantai, teman terakhir yang menangkap bola harus berhasil memasukan bola tersebut kedalam keranjang, setiap regu harus berusaha dapat memasukan bola sebanyak mungkin kedalam keranjang tersebut.

·         Flying Fox

VII.            WAKTU DAN KEGIATAN

Outdoor study akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal               : Sabtu, 26 Desember 2015
Waktu                                     : Pukul 07.00 WIB - Selesai
Tempat                        : Taman Wisata Wira Garden, Teluk Betung, Lampung.

VIII.            PENUTUP
Demikian proposal rancangan program lingkungan belajar outdoor ini saya susun sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak. Semata-mata demi kemajuan dan perkembangan pembelajaran anak usia dini.
           
Bandar Lampung, 07 Desember 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH HASIL OBSERVASI DI TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA) DARRUL ILMI BANDAR LAMPUNG

MAKALAH PRINSIP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL AUD

MAKALAH Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini