Organ Ginjal dan Klasifikasinya


Berikut
adalah penjelasan bagian-bagian di dalam ginjal:
- Ginjal terletak di bagian perut. Gambar ginjal di atas adalah ginjal kiri yang telah dibelah.
- Calyces adalah suatu penampung berbentuk cangkir dimana urin terkumpul sebelum mencapai kandung kemih melalui ureter.
- Pelvis adalah tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
- Medula terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
- Korteks di dalamnya terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
- Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih.
- Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung.
- Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam ginjal untuk disaring di glomerulus.
Terdapat 3 bagian lapisan kulit
diantaranya :
- Epidermis, lapisan terluar kulit, memberikan penghalang tahan air dan menciptakan warna kulit kita.
- Dermis, di bawah epidermis, berisi jaringan ikat tangguh, folikel rambut, dan kelenjar keringat.
- Semakin dalam jaringan subkutan (hipodermis) terbuat dari lemak dan jaringan ikat. Warna kulit yang dibuat oleh sel-sel khusus yang disebut melanosit, yang menghasilkan pigmen melanin. Melanosit terletak di epidermis.
1.
Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi
merupakan perpindahan cairan dari glomelurus menuju ke ruang kapsula bowman dengan
menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan, yaitu
sel endotelium glomelurus, membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Tahap
ini adalah proses pertama dalam pembentukan urine.
Darah dari arteriol masuk ke dalam
glomerulus dan kandungan air, glukosa, urea, garam, urea, asam amino, dll lolos
ke penyaringan dan menuju ke tubulus.
Glomerulus adalah kapiler darah yang
bergelung-gelung di dalam kapsula bowman. Ukuran saringan pada glomerulus
membuat protein dan sel
darah tidak bisa masuk ke tubulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium
yang berfungsi untuk memudahkan proses penyaringan.
Filtrasi menghasilkan urine
primer/filtrat glomerulus yang masih mengandung zat-zat yang masih bermanfaat
seperti glukosa, garam, dan asam amino. Urin primer mengandung zat yang hampir
sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Dalam
keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi mengandung
protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit (senyawa yang
larutannya merupakan pengantar listrik) dan kristaloid (kristal halus
yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir sama dengan cairan
jaringan. Kadar anion di dalam urin primer termasuk ion Cl- dan ion HCO3-,
lebih tinggi 5% daripada kadar anion plasma, sedangkan kadar kationnya lebih
rendah 5% daripada kation plasma. selain itu urin primer mengandung glukosa,
garam-garam, natrium, kalium, dan asam amino.
2.
Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi terjadi di dalam tubulus
kontortus proksimal dan dilakukan oleh sel-sel epitelium di tubulus tersebut.
Fungsinya adalah untuk menyerap kembali zat-zat di urine primer yang masih
bermanfaat bagi tubuh seperti glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+,
Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Air akan diserap kembali melalui proses osmosis di
tubulus dan lengkung henle. Zat-zat yang masih berguna itu akan masuk ke
pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Hasil dari reabsorpsi adalah urine
sekunder/filtrat tubulus yang kadar ureanya lebih tinggi dari urine primer.
Urine sekunder masuk ke lengkung
henle.Pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga
volume urin sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika urine sekunder
mencapai lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar dari
tubulus, sehingga urea menjadi lebih pekat.
3.
Augmentasi (Pengumpulan)
Setelah melewati lengkung henle,
urine sekunder akan memasuki tahap augmentasi yang terjadi di tubulus kontortus
distal. Disini akan terjadi pengeluaran zat sisa oleh darah seperti H+, K+,
NH3, dan kreatinin. Ion H+ dikeluarkan untuk menjaga pH darah. Proses
augmentasi menghasilkan urine sesungguhnya yang sedikit mengandung air.
Urine sesungguhnya mengandung urea,
asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, dan zat-zat yang berlebihan
dalam darah seperti vitamin, obat-obatan, hormon, serta garam mineral.
Kemudian urine sesungguhnya akan
menuju tubulus kolektivus untuk dibawa menuju pelvis yang kemudian menuju
kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Urine inilah yang akan
keluar menuju tubuh melalui uretra.
1.1. Albuminuria
Albuminuria adalah suatu kelainan
pada ginjal dimana di dalam urine terdapat albumin (protein). Hal ini
disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus yang menyebabkan protein lolos dan
masuk ke dalam nefron. Ciri-cirinya adalah timbulnya busa yang berlebihan saat
buang air kecil.
1.2.
Batu Ginjal
Batu ginjal adalah penyakit yang
ditandai dengan adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal,
saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak
bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium
fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan
terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal dapat menyebabkan penyempitan saluran
buang air kecil. Batu ginjal dapat dihancurkan dengan operasi sinar laser.
1.3.
Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal
yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah).
Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara
berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator darah dari penderita
dikeluarkan dari arteri (tabung atas), melewati perangkap gelembung, dan masuk
ke dalam ginjal tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar dari ginjal buatan
(bawah), dan dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung bawah). Penderita gagal
ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal. Ginjal sakit yang
dimiliki penderita biasanya diambil. Arteri dan uratnya diikat (agar putus
hubungan), kecuali cabang yang berhubungan dengan kelenjar adrenal. Kemudian
ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat dari donor yang sesuai.
1.4.
Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan
pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh
kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan karena proses perombakan glukosa
menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu
menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama
urine. Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar
penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya
komplikasi.
1.5.
Radang Ginjal
Radang ginjal disebut nefritis.
Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron, khususnya glomerulus yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk
kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul
pembengkakan di daerah kaki. Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan
cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan
sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan
dengan organ penderita.
2. Penyakit pada Sistem Ekskresi
Hati
2.2. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya
saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam
usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah
menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata
berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena
di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna
kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
2.4.
Kanker Hati
Kanker hati terjadi apabila sel
kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah
Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari
hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan
hemochromatosis.
2.5.
Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila
penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh
jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab
kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi
alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena
alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
3.1. Jerawat
Jerawat adalah penyakit yang biasanya muncul di wajah, leher, punggung, bahu, dada, bahkan di lengan atas. Jerawat disebabkan oleh tersumbatnya pori-pori kulit oleh kotoran.3.2. Dermatitis
Dermatitis adalah penyakit peradangan pada kulit dan ditandai dengan kulit yang membengkak, memererah, dan gatal-gatal.3.3. Panu
Panu adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur dan menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal akan semakin terasa jika terkena keringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.3.4. Kudis
Kudis (skabies) disebabkan oleh tungau yang dikenal dengan nama Sarcoptes scabiei. Kudis adalah penyakit yang menular. Penderita akan merasa gatal yang luar biasa. Penyakit ini seringkali dijumpai pada anak-anak. Kudis biasanya ditemukan pada selah-selah jari tangan, pergelangan tangan, dan pinggang batas celana.4. Penyakit pada Sistem Ekskresi Paru-Paru
4.1. Pneumonia
Pneumonia biasa disebut radang paru-paru. Pneumonia dapat timbul di berbagai daerah di paru-paru. Pneumonia lobar menyerang sebuah lobus atau potongan besar paru-paru. Pneumonia lobar adalah bentuk pneumonia yang mempengaruhi area yang luas dan terus-menerus dari lobus paru-paru. Penyebab utama pneumonia adalah infeksi bakteri, sering kali dari jenis Streptococcus pneumoniae. Pneumonia dapat dipicu menjadi permasalahan sekunder oleh infeksi virus di saluran pernapasan atas, seperti flu.4.2. Tuberkulosis
Penyakit
tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh bakter Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat
bintil-bintil. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita
batuk. Gejalanya adalah batuk berdahak lebih dari tiga minggu dan terkadang
mengeluarkan darah. TBC dapat menyebabkan kematian.
4.3. Asma
Asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya. Kondisi lingkungan yang udaranya telah tercemar akan memicu serangan asma. Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.4.4. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara. Gejalanya adalah batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning karena infeksi kuman.
1. Dendrit
Dendrit
adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa tonjolan sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang.
Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel
Badan
sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung bagian-bagian yang
umumnya dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma,
nukleus (inti sel), dan nukleolus (anak inti sel). Fungsi badan sel adalah
untuk menerima impuls (rangsangan) dari dendrit dan meneruskannya ke neurit
(akson).
3. Inti Sel
Inti sel
(nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk mengatur sifat
keturunan dari sel tersebut.
4. Neurit
Neurit
adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma badan
sel. Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan dendrit. Namun neurit hanya
ada satu dan berukuran lebih besar dan lebih panjang dari dendrit. Di dalam
neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Akson berperan
dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan
kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya
bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah untuk meneruskan impuls
dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.
5. Selubung Mielin
Selubung
mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin banyak mengandung
lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
Selubung mielin dikelilingi oleh sel schwann. Sel yang memproduksi selubung
mielin disebut sel glial atau oligodendrosit. Fungsi selubung mielin adalah
untuk melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah impuls bocor. Fungsi
selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik yang bersifat isolator.
6. Sel Schwann
Sel schwann
adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini ditemukan oleh Theodore
Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel schwann bekerja dengan menghasilkan
lemak dan membungkus neurit berkali-kali sampai terbentuk selubung mielin.
Fungsi sel schwann adalah untuk mempercepat jalannya impuls, membantu
menyediakan makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi neurit.
7. Nodus Ranvier
Nodus ranvier adalah bagian pada
neurit yang tidak terbungkus selubung mielin. Selubung mielin berfungsi sebagai
pelindung akson dan membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara
keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier. Fungsi utamanya
sebagai loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya. Nodus
ranvier berdiameter sekitar 1 mikrometer dan ditemukan oleh Louis-Antoine
Ranvier. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu
nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika
nodus ranvier diselubungi oleh selubung myelin maka impul saraf tidak bisa
loncat ke nodus ranvier, akhirnya tidak terjadi respon apapun.
8. Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sebuah sel
pendukung yang menyediakan isolasi bagi sel-sel saraf dengan membentuk selubung
mielin di sekitar akson. Fungsi oligodendrosit adalah untuk membentuk selubung
mielin yang sama pada sistem saraf pusat dan sebagai sel penyokong. Oligodendrosit
memiliki beberapa juluran memanjang yang masing-masing membungkus (seperti
dadar gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk segmen mielin.
9. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara
terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Pada setiap neuron,
terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang disebut tombol
sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis
menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir
di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus
akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam
penyampaian impuls saraf pada sinapsis. Fungsi sinapsis adalah untuk
mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.
Gerak sadar
Gerak sadar
atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
Bagannya adalah sebagai berikut.
Impuls =>
Reseptor/indra => Saraf Sensorik => Otak => Saraf Motorik =>
Efektor/Otot
Contohnya
dapat kamu pahami pada uraian berikut. Ani melihat sekuntum bunga yang sangat
indah. Rangsangan berupa penglihatan tersebut diterima oleh reseptor yaitu
mata, kemudian rangsangan akan diterima oleh sel saraf sensori.
Kemudian sel saraf sensori akan
membawa rangsangan ke sel saraf penghubung dalam sumsum tulang belakang lalu
diteruskan ke otak.
Impuls akan diolah di dalam otak sehingga Ani bisa memutuskan apa yang akan dia lakukan. Hasil olahan impuls dibawa oleh sel saraf motorik ke efektor, misalnya tangan.
Karena Ani tertarik dengan bunga yang indah, maka terjadi gerakan tangan (efektor) mengambil bunga sebagai respons dari rangsangan yang ditangkap oleh matanya.
Impuls akan diolah di dalam otak sehingga Ani bisa memutuskan apa yang akan dia lakukan. Hasil olahan impuls dibawa oleh sel saraf motorik ke efektor, misalnya tangan.
Karena Ani tertarik dengan bunga yang indah, maka terjadi gerakan tangan (efektor) mengambil bunga sebagai respons dari rangsangan yang ditangkap oleh matanya.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
sangat singkat dan tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut.
Impuls => Reseptor/Indra => Saraf Sensorik => Sumsum
Tulang Belakang => Saraf Motorik => Efektor/Otot
Tahukah kamu contoh dari gerak refleks? Apakah kamu pernah
melakukan gerak refleks? Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut.
☯ Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
☯ Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
☯ Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
☯ Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
☯ Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
☯ Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
☯ Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
☯ Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
Jalannya
rangsangan :Gerak biasa : Rangsang ==> reseptor ==> saraf sensorik ==> saraf penghubung
==> otak ==> saraf penghubung ==> saraf motorik ==> otot ==>
gerak.
Gerak reflex
: Pada gerak refleks, rangsang yang
datang dari reseptor tidak seluruhnya sampai ke otak untuk diolah. Proses
jalannya rangsang pada gerak refleks dapat disederhanakan sebagai berikut :
Rangsang ==> reseptor ==> saraf
sensorik ==> saraf penghubung ==> sumsum tulang
belakang ==> saraf penghubung ==> saraf
motorik ==> otot ==> gerak.
Jalan
pendek yang ditempuh oleh rangsang sehingga menimbulkan gerak refleks disebut lengkung
refleks. Jenis refleks bergantung pada saraf penghubungnya apakah ada di
sumsum tulang belakang atau ada di otak. Apabila refleksnya hanya melibatkan
sumsum tulang belakang, maka disebut refleks cerebellar.
Saraf
sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau
pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.
a)
Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal
ini dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan
kulit. Karena ada indera, dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang
terjadi di luar tubuh kita.
b)
Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat
bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c)
Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap
perubahan keadaan di sekitarnya. karena saraf sebagai pengendali kerja alat
tubuh maka jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.
Hormon-hormon yang Berperan Dalam Kehamilan
- Human
Chorionic Gonadotropin (hCg)
Disintesis dan disekresi oleh plasenta. hCG mulai dapat dideteksi satu hari setelah implantasi. Sekresi hormone ini akan mempengaruhi hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesterone melalui sistem minggu saat plasenta mampu menyintesis progesterone dan estrogen sendiri untuk mempertahankan kehamilan. Fungsi hCG yang lain : merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas, stimulasi produksi testosterone testis janin, diduga mempunyai efek imunosupresif selama kehamilan, memiliki efek tirotropik yang menyebabkan peningkatan produksi tiroksin.
- Human Placental Lactogen (hPL)
Disintesis di sinsitiotrofoblas, dapat dideteksi mulai hari ke-12 setelah fertilisasi/ segera setelah implantasi. hPL mempunyai efek proteksi pada janin. Kadar hPL yang rendah ditemukan pada preeclampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan neoplasma trofoblas.
- Chorionic Adrenocorticotropin (CACTH)
Protein yang mirip ACTH. Kadar meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Plasenta menghasilkan ACTH yang kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi maternal dan janin, tetapi ACTH maternal tidak masuk ke dalam sirkulasi janin.
- Chorionic Thyrotropin (CT)
Disekresi oleh plasenta. Ikut berperan dalam terjadinya peningkatan produksi tiroksin pada kehamilan.
- Relaksin
Mempunyai struktur kimia mirip insulin. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk merangsang adenyl cylase dan menyebabkan relaksi uterus.
- Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Disintesis oleh plasenta. Berperan sebagai hCG-releasing hormone.
- Corticotropin Releasing Hormone (CRH)
Ditemukan di plasenta pada trofoblas, amnion, korion, dan desidua. Perannya diduga berhubungan dengan relaksasi otot polos (baik miometrium maupun pembuluh darah), imunosupresi, merangsang pembentukan prostaglandin plasenta.
- Thyrotropin Releasing Hormone (cTRH) dan Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH)
Juga dikenal sebagai somatokrinin, dapat dideteksi pada plasenta. Aktivitas biologisnya belum diketahui.
- Progesteron
Saat usia kehamilan aterm, plasenta menghasilkan progesterone + 210 mg/hari. Fungsi antara lain : mempertahankan keadaan tenang uterus dengan mempertahankan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergic miometrium, berpengaruh terhadap otot polos arteriol sehingga kapasitas vascular meningkat dan tahanan perifer menurun, selaku substrat bagi produksi glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.
- Estrogen
Plasenta pada kehamilan aterm menyekresi baik estron, estradiol, maupun estriol ke dalam sirkulasi maternal dan janin. Estrogen berfungsi meningkatkan sintesis progesterone melalui peningkatan uptake LDL dan aktivitas P450cc sinsisiotrofoblas, menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta, stimulasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron, neovaskulerisasi plasenta, meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.
Disintesis dan disekresi oleh plasenta. hCG mulai dapat dideteksi satu hari setelah implantasi. Sekresi hormone ini akan mempengaruhi hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesterone melalui sistem minggu saat plasenta mampu menyintesis progesterone dan estrogen sendiri untuk mempertahankan kehamilan. Fungsi hCG yang lain : merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas, stimulasi produksi testosterone testis janin, diduga mempunyai efek imunosupresif selama kehamilan, memiliki efek tirotropik yang menyebabkan peningkatan produksi tiroksin.
- Human Placental Lactogen (hPL)
Disintesis di sinsitiotrofoblas, dapat dideteksi mulai hari ke-12 setelah fertilisasi/ segera setelah implantasi. hPL mempunyai efek proteksi pada janin. Kadar hPL yang rendah ditemukan pada preeclampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan neoplasma trofoblas.
- Chorionic Adrenocorticotropin (CACTH)
Protein yang mirip ACTH. Kadar meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Plasenta menghasilkan ACTH yang kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi maternal dan janin, tetapi ACTH maternal tidak masuk ke dalam sirkulasi janin.
- Chorionic Thyrotropin (CT)
Disekresi oleh plasenta. Ikut berperan dalam terjadinya peningkatan produksi tiroksin pada kehamilan.
- Relaksin
Mempunyai struktur kimia mirip insulin. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk merangsang adenyl cylase dan menyebabkan relaksi uterus.
- Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Disintesis oleh plasenta. Berperan sebagai hCG-releasing hormone.
- Corticotropin Releasing Hormone (CRH)
Ditemukan di plasenta pada trofoblas, amnion, korion, dan desidua. Perannya diduga berhubungan dengan relaksasi otot polos (baik miometrium maupun pembuluh darah), imunosupresi, merangsang pembentukan prostaglandin plasenta.
- Thyrotropin Releasing Hormone (cTRH) dan Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH)
Juga dikenal sebagai somatokrinin, dapat dideteksi pada plasenta. Aktivitas biologisnya belum diketahui.
- Progesteron
Saat usia kehamilan aterm, plasenta menghasilkan progesterone + 210 mg/hari. Fungsi antara lain : mempertahankan keadaan tenang uterus dengan mempertahankan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergic miometrium, berpengaruh terhadap otot polos arteriol sehingga kapasitas vascular meningkat dan tahanan perifer menurun, selaku substrat bagi produksi glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.
- Estrogen
Plasenta pada kehamilan aterm menyekresi baik estron, estradiol, maupun estriol ke dalam sirkulasi maternal dan janin. Estrogen berfungsi meningkatkan sintesis progesterone melalui peningkatan uptake LDL dan aktivitas P450cc sinsisiotrofoblas, menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta, stimulasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron, neovaskulerisasi plasenta, meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.
Komentar
Posting Komentar