Makalah SPI Guru Masa Klasik
MAKALAH
SEJARAH PENDIDIKAN
ISLAM
GURU MASA KLASIK
Disusun Oleh:
Kelompok 2:
1.Zaidah
2.Pertiwi Aniska3.Nurjanah
DOSEN
PEMBIMBING:Fitriani,S.IQ.M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU
RAUDHATUL ATHFAL
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGRI RADEN INTAN
LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
DAFTAR IS
Daftar
isi.................................................................................................................................i
Kata
pengantar.......................................................................................................................ii
Bab
I Pendahuluan..................................................................................................................
I.1
Latar Belakang Makalah............................................................................................
I.2
Tujuan Makalah........................................................................................................
I.3
Rumusan Masalah....................................................................................................
Bab
II Pembahasan Devinisi Sejarah Pendidikan Islam.............................................................
II.1
Pengertian Guru Masa Klasik.....................................................................................
II.2
Kompotensi Mengajar Guru pada Masa Klasik...........................................................
II.3
Pranata Sosial dan Guru.............................................................................................
II.4
Peranan Guru dalam Kehidupan Masyarakat..............................................................
II.5
Organisasi Guru pada Masa Klasik..............................................................................
Bab
III Penutup........................................................................................................................
III.1
Kesimpulan................................................................................................................
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kepada allah
SWT yang mana atas berkat dan Rahmat-Nyalah kami bisa menyelesaikan
makalah ini,tak lupa pula sholawat dan salam kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW ,tanpa adanya beliau
mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan.
Makalah ini kami susun guna
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam di IAIN Raden Intan
Lampung.Dalam makalah ini penulis memebahas tentang guru masa klasik sejarah
pendidikan islam.Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
_Ibu
fitriani,S.IQ.M.Pd.I selaku dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
_Orang
tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menuntut ilmu
_Rekan-rekan
kelompok yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk menyusun makalah ini.
_Rekan-rekan
mahasiswa dan seluruh pihak yang bersedia memberikan partisipasi dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat
menjadi sumber informasi bagi yang membutuhkan baik bagi unia pendidikan
ataupun para akademis yang ingin meningkatkan atas pengetahuannya walaupun
dengan segala keterbatasan makalah ini dalam membrikan informasi,apa bila ada
kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf,karna manusia tidak akan pernah
luput dari kehilapan dan kelalaian,ini lah sifat yang nyata pada manusia di
muka bumi.maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dan kritiknya dari
rekan-rekan sekalian demi sempurnanya dan kemajuan makalah ini.akhir kata dari
penulis mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandar Lampung,29
Septober 2014
Penulis
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam Pendidikan Islam,guru
mmpunyai tugas dan tanggung jawab yang berat sekaligus mulia.Dikatakan berat
karna guru mengemban kepercayaan (amanat)yang diberikan oleh masyarakat guna melaksanakan fungsi pendidikan.Pemberian
amanat masyarakat tersebut tidak hanya bereriontasi pada transformasi ilmu
pengetahuan (menghafal beberapa materi pelajaran),tetapi juga sebagai murabbi dan sebagai dinamisator masyarakat.Sebagai murabbi
ia bertanggung jawab memantau perkembangan kepribadian anak dari segala
dimensinya sedangkan sebagai dinamisator masyarakat ia bertanggung jawab memberikan pelayanan yang baik,membangkitkan
mereka dan mengangkat derajat mereka ke arah yang lebih baik.Keberhasilan
seorang guru dalam mengemban tugasnya,baik sebagai murabbi mau pun sebagai perubahan dalam masyarakat sangat di
pengaruhi oleh kualifikasi da kompotensi yang mereka miliki.Tidak mungkin bagi
mereka yang tidak mempunyai kualifikasi dan kompotensi dapat menjadi guru yang berhasil.Karna
itu,untuk menjadi seorang guru dibutuhkan beberapa persyaratan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap guru.
Sejarah membuktikan bahwa guru yang
tidak mempunyai kompotensi dan kualifikasi mengajar,menyebabkan kualitas
pendidikan menjadi tidak bermutu dan tidak diperhatikan masyarakat,bahakan
masyaraka kurang dapat menghargai kepada guru sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.Hal ini sebagaimana telah terjadi pada masa klasik,para guru
sekolah kanak-kanak (mualim kuttab)kurang
mendapat perhatian dan penghargaan dar masyarakat dikarnakan mereka teledor
dalam melaksanakan tugas pendidikan.Mereka mempunyai tabiat yang kurang
baik(suka marah),mengajarkan ilmu tidak sesuai dengan informasi yang tidak
semestinya (suka memanipilasi ayat) dan bahkan menjadi profesi keguruan sebagai
pilihan yang terakhir setelah mereka tidak bisa mencari pekerjaan lain karna kebodohan mereka.
Beberapa dengan mu’alim kuttab yang terkesan tidak
profesional dan tidak mempunyai kompotisi,mu’alim
kuttab yang mempunyai kompotisi dan dapat melaksanakan amanat yang
diberikan oleh masyarakat.Karnanya ia dihargai dan dihormati,bahkan mereka di
anggap telah berhasil merintis jalan bagi anak didiknya mencapai kedudukan dan
pangkat yang tinggi.penghargaan ini juga di berikan kepada para muaddib (pendidik putra mahkota),karena
profesi ini mulia dan sangat di hormati).Untuk
menjadi seorang muaddib harus
alim(pandai),berahlak mulia dan dikenal masyarakat.
Mencermati peranan dan eksistensi
gru dalam kehidupan masyarakat klasik sebenarnya hal tesebut banyak di
pengaruhi oleh faktor internal yang ada dalam dir guru.Apa bila guru dapat
memainkan peranan yang di berikan kepada a dengan baik,niscaya ia akan
mendapatkan penghargaan dari masyarakat.
1.2
TUJUAN
MAKALAH
Tujuan
kelompok kami membuat makalah ini adalah:
a. Mengerti dan memahami pengertian dari guru
masa klasik
b. Ingin mengetahui tujuan dari guru masa klasik
c. Ingin mengetahui makna dari guru masa klasik
1.3
RUMUSAN
MASALAH
a. Apakah pengertian guru masa klasik?
b. Apa tujuan guru masa klasik?
c. Apa saja peranan-peranan sebagai guru masa
klasik?
d. Bagaimana
kompotensi cara mengajar guru pada masa klasik?
Bab
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Guru Masa Klasik
Guru
masa klasik adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus.pekerjaan ini tidak dapat di lakukan oleh seorang tanpa memiliki
keahlian sebagai guru untuk menjadi seorang guru di perlukan syarat-syarat
khusus,apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk
pendidikan mengajar dengan sebagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu
diperkembangkan melalui masa pendidikan tertentu.Oleh karna itu peranan dan
kedudukan guru dalam peningkatan mutu dan kualitas anak didik perlu di
perhitungkan dengan sungguh-sungguh.
A. Kompotensi Mengajar Guru Pada Masa Klasik
Menurut ma’ud khasan abdul qohar
(1990:129) kompotensi adalah kekuasaan,wewenang atau hak yang di dasarkan pada
pereturan tertentu.sedangkan kompotisi mengajar menurut uzar ustman (1992)
adalah wewenangan guru untuk mlaksanakan tugas mengajar berdasarkan
persyaratan-persyaratan tertentu ,di antaranya adalah syaratan yang berkaitan
dengan fisik dan non fisik.
Menurut AL-Qosqosamdi (dalam Nur
Uhbiyati,1997;83) bahwa syarat untuk bisa menjadi seorang guru pada masa
khalifah fatimiyah di Mesir secara umum
dapat digolongan ke dalam 2 (dua) ssyarat:
1.
Syarat fisik:
1) Bentuk
badannya bagus
2) Manis
muka
3) Lebar
dahinya
4) Bermuka
bersih
2.Syarat
Psikis:
1)
Berakal sehat
2) Hatinya beradab
3) Tajam
pemahamannya
4) Adil terhadap siswa
5) Bersifat perwira
6 ) Sabar dan
tidak mudah marah
7) Bila berbucara mengganbarkan keluasan ilmunya
8) jelas,mudah di
pahami
9) Dapat memilih perkataan yang baik dan mulia
10) Menjauhi perbuatan
yang tidak terpuji
Abdurrahman AL-Nahlawi
(1989) menyatakan agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,ia harus
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Tingkah
laku dan pola fikir guru bersifat rabbani,hal
ini sebagaimana telah dijelaskan dalam surat Al-imran ayat 79:akan tetapi bendaklah kalian menjadi
orang-orang rabbani.Yakni hendaknya dapat mentaati,mengabdi dan mengikuti
syariat islam.jika guru telah memiliki sifat rabbani,maka tujuan mendidik pun optimal karena guru dapat
menghantarkan anak didiknya mencapai ketaatan yang lahir dari proses
pembentukan kesadaran.
2. Guru
harus iklas.Sebagai seorang guru hendaknya berprofesi guru di jadikan wahana
untuk semata-mata mengharapkan ridho Allah.Jika guru telah di kuasai oleh hawa
nafsunya, yang terjadi adalah guru menjadikan profesi mengajarnya sebagai
pekerjaan sampingnya karena pada umumnya pendapatan seorang guru rendah,dan hal
ini yang menyebabkan mereka akhirnya tidak serius dalam mengajar.
3. Guru
sabar dalam mengajar berbagai ilmu pengtahuan kepada anak-anak.Hal ini
memerlukan latihan yang berulang kali serta variasi metode yang tidak
membosankan.
4. Guru
selalau jujur dalam menyampaikan apa yang di serukannya.Tanda kejujuran itu
ialah menerapkan anjurannya terutama pada dirinya sendiri.
5. Guru
senantiasa membekali dirinya dengan ilmu pengengetahuan dan bersedia untuk
meningkatkan kualitas pribadinya.
6. Guru
mampu menggunakan bebagai metode mengajar secara variasi dan mampu memilih
metode sesuai dengan kebutuhan anak.
7. Guru
mampu mengelola siswa,tegas bertindak serta meletakan berbagai permasalan
secara rofesional.
8. Guru
mempelajari khidupan psikis anak selaras dengan tingkat usia
perkembangannya,sehingga ia dapat memperlakukannya sisw sesuai engan kemampuan
akal dan kesiapan psikis meeka.
9. Guru
tanggap tehadap berbagai kondisi dan
perkembangandunia yang mempengaruhi
perkembangan jiwa anak, sehingga ia dpat memahami dan mampu bertindak
pada saat menghadapi berbagai problem akibat dari modernitas.
10. Guru
bersifat adil kepada setiap anak didiknya,,tidak membedakan antara satu dengan
yang lainnya.
C. PRANATA SOSIAL DAN GURU
Menurut Al- jaiz (dalam ziauddin
alvin,1988:69)guru dapat di klafikasikan ke dalam 3 golongan adalah;
1.
Guru-guru yang mengajar sekolah kanak-kanak (mu’alim al-kuttab)
Para mu’alim
kuttab (guru sekolah kanak-kanak) mempunyai status sosial yang rendah. Hal
ini di sebabkan oleh kualitas keilmuan mereka yng dangkal dan berbobot.Mereka
di tuduh menyebabkan lahirnya emage (kesan)
yang kurang baik terhadap profesi guru.Di kota plermo terdapat kurang lebih 300
orang guru mualim al-kuttab yang diantaranya kebanyakan mereka menderita penyakit
sawan,ceroboh dan bodoh.Namun demikian tidak semua mu’alim kuttab dalam bidang
sastra,ahli khat dan fuqaha.Mereka
inilah golongan guru mu’alim al-kuttab
yang di hormati dan di hargai seperti AL-Hajaja,AL-Kumait,Abdul Hammid
AL-Katib,Atha’bin Rabbah dan lain-lain.
2. Para guru yang mengajar para putra
mahkota (muaddib)
Berbeda
dengan mu’alim al-kuttab, para muaddib (pendidik putra mahkota)
mempunyai status sosial yang tinggi,bahkan kan tidak sedikit pun para ulama
yang mendapatkan kesempatan untuk menjadi muaddib.Hal
ini di sebabkan karena untuk menjadi muaddib
di perlukan beberapa syarat ,di antaranya adalah alim, berahlak mulia
dan di kenal masyarakat.Namun demikian, ada beberapa ulama yang menolak untuk
menjadi muaddib di istana raja, seperti AL-Chalil ibnu ahmad (ulama besar pada
massa Al-Amin).Hal ini di sebabkan karena adanya alasan takut dengan kenikmatan
dunia (zuhud dan wara’) bukan karena alasan bahwa muaddib tersebut adalah pekerjaan yang rendah dan tidak mempunyai
penghargaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.Di antara beberapa muadib
yang terkenal adalah AL-Dhohhak ibnu muzahhim Amir Asl-Sya’bi (pendidik putra-putra khalifah Abdul Malik Ibnu Marwan ), AL-Ja’adu
ibnu Adham (pendidik marwan ibnu Muhammad ), Yahya ibnu Chalid AL-Barmaki,
Al-Ahmar (Pendidik AL-Amin),Al- Jazidi (pendidik AL- Makmun),dll.
3. Para guru yang memberikan pelajaran di masjid-masjid dan sekolah-sekolah
Guru- guru dari golangan ini telah
beruntung mendapatkan kehormatan dan penghargaan yang tinggi di hadapan
masyarakat.Hal ini di sebabkan penguasaa mereka terhadap ilmu pengetahuan yang begitu mendalam (rassikh) dan berbobot.Di antara mereka adalah guru
ilmu syariat, ilmu bahasa, ilmu pasti dan sebagainya.Banyak para guru yang di
bunuh pda masa Khalifah Abdul Malik Ibnu
Marwan karena menganut paham khawarij. Namun ada beberapa guru yang berhaluan
khawarij selamat dari pembantain karena ke ilmuan yang ia miliki.
Terdapat beberapa guru dari
golongan ini yang terkenal di kalangan masyarakat, di antaranya adalah
Abdul Aswad AL-Duali,
Hassan AL-Basri, Abu Wda’ah, Syuraik AL-Khodhi, Muhammad ibnu AL-Hassan , Ahmad ibnu Abi Daud, dan lain sebagainya.
D.PERANAN GURU DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Sungguh tidak di ragukan lagi
bahwa keberadaan guru dalam kehidupan masyarakat mampu mempunyai arti yang
penting .sosok jiwa yang bersih sepi ing
pamrih senantiasa menjadi dambaan
masyarakat. Guru-guru masa klasik selalu
di kelilingi oleh para siswa yang datang dari berbagai pelosok
wilayah dunia yang bertujuan
mendengarkan lansung kajian yang di bawakan oleh gurunya. Karenanya tidak mengherankan
apa bila sosok individu guru yang alim dan di kenal lebih dominan dari lembaga pendidikan yang formal. Tokoh-tokoh istimewa tertentu , yang telah
mempelajari hadis dan membangun sistem teologi serta hukum yang berlaku di
kalangan mereka, senantiasa menarik perhatian murid-muridnya dari daerah yang
jauh dan yang dekatnya untu menuntut ilmu pengetahuan dari mereka. Maka ciri
utama pada masa ini adalah penting nya peranan individu guru.
Sang guru atau pendidik ,setelah
memberikan pelajaran seluruhnya secara pribadi memberikan amanat secara lisan
kepada muridnya agar menyampaikan kan ilmunya kepada siapa yang membutuhkannya
terutama kaum muslimin .Baru kemudian tradisi memberikan ijazah sebagai bukti
atas selesainya pelajaran yang telah di ikuti oleh para murid pada masa syaikh
Komentar
Posting Komentar