MAKALAH Evaluasi PAUD " PROSEDUR EVALUASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI "
MAKALAH
PROSEDUR
EVALUASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Diajukan
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliyah Evaluasi
Pembelajaran AUD
Dosen
Pengampu :
Kanada Komariyah, M. Pd
Disusun
Oleh :
Marfu’ah :
1411070171
Nining Tri W :
1411070182
Nugroho
Galih W : 1411070184
Refiyanti :
1411070198
Zaidah :
1411070136
Jurusan:
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Semester/kelas: V/D
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN
GURU RAUDHATUL ATHFAL
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN
1438
/2016 M
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq, nikmat serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok
pembuatan makalah mata kuliyah Evaluasi Pembelajaran AUD yang berjudul”Prosedur Evaluasi PAUD” dengan lancar. Shalawat serta salam kami
haturkan kepada tauladan kita Nabi Muhammad S.A.W beserta para sahabatnya yang
telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman Islamiyah.
Dalam pembuatan makalah ini penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen
pengampu mata kuliyah Evaluasi Pembelajaran AUD, Ibu Kanada Komariyah, M.Pd yang atas arahannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
2. Teman-teman dan semua pihak yang
memberi dukungannya selama dalam
pengerjaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna untuk itu penulis menerima segala saran dan kritik bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Jika ada kesalahan dalam
penulisan maupun kata-kata yang tidak berkenaan bagi pembaca, penulis
mohon maaf. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandarlampung, 1 November 2016
Penyusun
ii
DAFTAR
ISI
Halaman juduli
Kata Pengantarii
Daftar Isiiii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah1
B.
Rumusan Masalah1
C. Tujuan Penulisan Makalah1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi2
B. Tujuan Evaluasi2
C. Fungsi Evaluasi3
D. Prinsip-prinsip Evaluasi4
E. Metode Evaluasi 5
F. Sumber Evaluasi6
G. Prosedur Evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini7
BAB III. KESIMPULAN10
Daftar
Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap program yang sistematis membutuhkan evaluasi.
Evaluasi sebagai alat dan sarana penilaian bagaimana tingkat keberhasilan dari
program yang sudah direncanakan. Setiap evaluasi memiliki kriteria,
karakteristik dan prosedur yang berbeda-beda.
Berfokus pada evaluasi pendidikan bahwa hasil belajar berupa perubahan sikap dan
prilaku serta pola pikir yang semakin kompleks. Namun dari aspek pembelajaran,
evaluasi diartikan sebagai proses perbaikan hasil pencapaian siswa dalam
menyerap dan menerapkan apa yang sudah dipelajari dikeseharian anak. Kemudian
bagaimana dengan prosedur evaluasi untuk pendidikan anak usia dini apa kriteria
dan cara penilaiannya akan dijabarkan dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka rumusan
masalahnya adalah:
1.
Apa pengertian evaluasi ?
2.
Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3.
Apa prinsip-prinsip evaluasi ?
4.
Apa saja sumber evaluasi dan metode evaluasi ?
5.
Apa dan bagaimana prosedur evaluasi PAUD ?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Memenuhi tugas kelompok mata kuliyah Evaluasi Pembelajaran AUD
2.
Memahami pengertian evaluasi
3.
Memahami tujuan dan fungsi evaluasi
4.
Memahami prinsip-prinsip evaluasi
5.
Memahami sumber dan metode evaluasi
6.
Memahami bagaimana prosedur evaluasi PAUD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
Padanan kata evaluasi adalah asessment
yang menurut tardif et al, berarti : proses penilaian untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Selain kata evaluasi dan asessment ada pula kata lain yang searti
dan relatif lebih masyhur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan
ulangan.
Istilah “Ulangan” dan “Ulangan Umum”
yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar) dan TPB (Tes Prestasi Belajar) itu
adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan
sebuah proses belajar-mengajar (the teaching-learning proses) atau untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian materi, dan
kenaikan kelas. Sementara itu, istilah evaluasi biasanya digunakan untuk
menilai hasil belajar pada siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu,
seperti Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang kini disebut Ujian
Akhir Nasional (UAN).
B.
Tujuan
Evaluasi
Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang
telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses balajar tertentu. Hal
ini berarti, dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah
laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya
selaku pembimbing dan membantu kegiatan belajar siswanya itu.
Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan
seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu
dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk
kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha yang
dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini
berarti bahwa dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran akan tingkat
usaha siswa. Hasil yang baik pada umumnya menunjukkan adanya tingkat usaha yang
efisien, sedangkan hasil yang buruk adalah cerminan usaha yang tidak efisien.
Keempat, untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa
telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang
dimilikinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan
guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
Kelima, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil
guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar
siswa(PMB).
Dengan demikian, apabila sebuah metode yang
digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan,
guru dianjurkan mengganti metode tersebut atau mengombinasikannya dengan metode
lain yang serasi.
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No.
20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik, secara
berkesinambungan. Dengan demikian, maka evaluasi belajar harus dilakukan guru
secara kontinyu, bukan hanya pada musim-musim ulangan terjadwal atau ujian
sementara.
C.
Fungsi
Evaluasi
Disamping
memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagaimana
tersebut dibawah ini.
a. Fungsi
administratif untuk menyusun daftar nilai dan pengisian buku raport.
b. Fungsi
promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi
diogtis untuk mengindentifikasikan kesulitan belajar siswa dan merencanakan
program remedial teaching (pengajaran
perbaikan).
d. Sebagai
sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan
dan penyuluhan BP.
e. Sebagai
bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi
pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat untuk proses PMB.[1]
Evaluasi juga mempunyai
fungsi yang bervariasi didalam proses pelajar mengajar, yaitu sebagai berikut :
1) Sebagai
alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
2) Untuk
mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar.
3) Mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4) Sebagai
sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5) Sebagai
alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6) Sebagai
materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Dengan demikian bervariasinya fungsi
evaluasi, maka sangat penting bagi para guru agar ketika merencanakan kegiatan
evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan lebih dahulu fungsi evaluasi yang
mana yang akan dibuat oleh para siswa.
D. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung
kebenaran hampir sebagian besar, jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus.
Hal ini sesuai dengan pendapat cross yang mengatakan bahwa a principle is a statement that holds in most, if not cases.
Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan
memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya
atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Dalam
bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini
:
1) Evaluasi
harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang lebih ditentukan.
2) Evaluasi
sebaikanya dilaksanakan secara komprehensif.
3) Evaluasi
diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
4) Evaluasi
dilaksanakam dalam proses kontinu.
5) Evaluasi
harus peduli dan mempertimbangkan dalam niali-nilai yang berlaku.
Sedangkan
menurut Slameto evaluasi harus mempunyai minimal tujuh prinsip berikut :
1) Terpadu
2) Menganut
cara belajar siswa aktif
3) Kontinuitas
4) Koherensi
dengan tujuan
5) Menyeluruh
6) Membedakan
(diskriminasi) dan
7) Pedagogis.
E. Metode Evaluasi
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan
dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi
yang pertama adalah tes yang biasanya direalisasikan dengan tes tertulis. Tes
ini juga digunakan utamanya untuk memperoleh data, baik data kuantitatif maupun
kualitatif. Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes objektif
dan esai. Tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif
pengetahuan secara komprehensip dan fakta penggunaannya. Disamping itu, tes
tertulis juga dapat menggunakan menganalisasi dan mensistesiskan informasi
tentang siswa.
Tes objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat
evaluasi guna mengungkapkan atau menghafal kembali dan mengenal materi yang
telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan dengan item pertanyaan menghafal
yang diantaranya sebagai jawaban bebas, melengkapi, dan identifikasi. Pertanyaan
pengenalan (recognition question) dibedakan
menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal benar-salah, pilihan ganda, dan
menjodohkan.
Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan ke
dalam dua jawaban berbeda, yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi
yang dibuat dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk
menerangkan, mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian,
menganalisis perbedaan, menarik kesimpilan, dan menjeneralisasikan pengetahuan
peserta didik.
Bentuk kedua evaluasi adalah alat nontes. Alat nontes ini digunakan untuk mengevaluasi
penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa.[2]
F.
Sumber-sumber
Evaluasi
Proposal evaluasi berisi juga prediksi
sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan evaluasi. Sumber-sumber
evaluasi tersebut antara lain :
1. Tenaga
Untuk
melaksanakan evaluasi diperlukan evaluator dengan jumlah dan kualitas tertentu.
Jenis tenaga yang diperlukan antara lain :
a. Jumlah
dan kualitas evaluator profesional
b. Pakar
dalam bidang tertentu yang diperlukan
untuk mengevaluasi khusu bidang tertentu.
c. Asisten
evaluator yang diperlukan khusus untuk menjaring dan mengentri data.
Standar
U2 The Program Evaluation Standards
orang yang melakukan evaluasi harus dapat dipercaya dan kompeten untuk
melaksanakan evaluasi, sehingga temuannya mencapai kredebilitas dan penerimaan
maksimum. Seorang evaluator dikatakan kredibel jika mereka menunjukkan kualitas
pendidikan/pelatihan, kompoten teknikal, pengetahuan substensif, keterampilan
hubungan publik dan karakteristik lainnya yang diperlukan oleh klien dan
pemakai lainnya dari temuan dan lapaoran evaluasi. Karena tidak semua orang
mempunyai karakteristik tersebut, sering evaluasi harus dilaksanakan oleh suatu
tim evaluator dimana secara kolektif memiliki semua karakteristik tersebut.
Jumlah untuk setiap kebutuhan tergantung pada jumlah aktivitas dan tersebarnya
aktivitas dalam luas daerah tertentu.
2. Organisasi
Tim Evaluator
Untuk mengevaluasi suatu program yang
aktivitasnya beragam dan daerah operasinya diseluruh indonesia memerlukan
sejumlah tim evaluator yang dipimpin oleh seorang pemimpin atau tim leader. Organisasi tim evaluator
terdiri dari sejumlah tim teknis yang melaksanakan evaluasi dan tim adminstrasi
yang memberikan dukungan administrasi umum dan keuangan kepada tim teknis.
3. Anggaran
Perencanaan dan pelaksanaa evaluasi
memerlukan anggaran atau biaya yang mencukupi. Anggaran evaluasi perlu
direncanakan sesuai dengan rincian aktivitas evaluasi yang akan dilaksanakan. [3]
G. Prosedur Evaluasi/Penilaian
Pendidikan Anak Usia Dini
Penilaian
pendidikan anak suai sini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut ini.
1. Merumuskan
Kegiatan
Kegiatan yang akan
dilakukan guru harus tergambar pada program yang dibuatnya. Dalam program
kegiatan belajar dalam bentuk satuan kegiatan
harian (SKH) maupun satuan kegiatan mingguan (SKM) akan tergambar kemampuan apa
yang akan dimiliki anak dari program dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan guru.
Program yang disusun
dan apa yang harus dicapai oleh peserta didik terdapat dalam kompetensi, hasil
belajar serta indikator pembelajaran yang dirumuskan oleh guru. Guru memilih
kemampuan mana yang harus dimiliki anak dari kegiatan yang akan dilakukannya
yang dituangkan dalam bentuk SKH. Dari SKH tersebut dapat ditetapkan alat
penilaian yang akan digunakan setelah
proses pembelajaran berlangsung untuk
mengukur kegiatan dan kemampuan yang telah ditetapkan dalam SKH.
2. Menyiapkan
Alat Penilaian
Alat
penilaian yang diunakan guru dapat dibuat sendiri atau menggunakan yang sudah
ada yang dibuat oleh orang lain. Pemakaian alat penilaian disesuaikan dengan
indikator hasil belajar yang telah
ditetapkan dalam SKH. Penggunaan alat penilaian pada suatu ketika dapat juga
dimanfaatkan sebagai alat penilaian sekaligus media pembelajaran. Misalnya,
alat penilaian yang akan digunakan check
list kemampuan yang dinilai terdiri dari:
a. Anak
dapat berdoa (pengembangan moral dan
nilai-nilai agama)
b. Anak
dapat berkomunikasi secara lisan
(pengembangan bahsa)
c. Berkembangnya
kemampuan motorik kasar , koordinasi
d. Berkesinambungan
untuk melakukan berbagai gerak (pengembangan fisik). [4]
Setiap
kemampuan tersebut sebelumnya ditetapkan indikatornya, misalnya:
a. Anak
dapat berdoa;
b. Membaca
doa belajar, membaca doa makan;
c. Anak
dapat berkomunikasi;
d. Memberi
keterangan tentang suatu hal ; menyebutkan nama, tempat tinggal, kebiasaannya
di rumah, pekerjaan ayah atau yang lainnya sesuai tema.
Berkembangnya
kemampuan motorik kasar
Dapat
langsung bangun tanpa berpegangan, meloncat dari ketiggian 10 - 40 cm sambil
melihat ke arah tertentu : kiri, kanan, atas dan bawah; meloncat dari
ketinggian 10 – 20 cm sambil melihat kearah tertentu: kiri, kanan, atas dan
bawah; meloncat dari ketinggian 10 – 30 cm sambil melihat kearah tertentu: kiri,
kanan, atas dan bawah; meloncat dari ketinggian 30 – 40 cm sambil melihat ke
arah tertentu: kiri, kanan, atas dan bawah.
3. Menetapkan
Kriteria Penilaian
Setelah
alat penilaian selesai, selanjutnya guru menetapkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian adalah patokan ukuran keberhasilan anak. Patokan digunakan untuk menetapkan nilai anak. Penetapan
kriteria harus memperhatikan anak dan waktu yang disediakan untuk memiliki
kemampuan tersebut. Kriteria ini ditetapkan saat guru selesai membuat alat
penilaian dan sebelum digunakan.
Kriteria
penilaian juga dapat dibuat dalam bentuk sekala penilaian, misalnya untuk
kegatan menyusun puzzle untuk
perorangan atau kelompok.
Contoh kriteria untuk penilaian peorangan:
Nama
: Ema Tanggal: 10 – 06 – 2012
No
|
KEMAMPUAN
|
SKALA
|
||
Memuaskan
|
Berhasil
|
Belum berhasil
|
||
1
|
Menyusun balok
|
|
|
|
2
|
Membaca doa
|
|
|
|
3
|
Menyanyikan lagu
|
|
|
|
a. Mengumpulkan Data
Alat yang sudah dibuat guru digunakan
untuk mengambil data yang berkaitan dengan kemampuan yang ingin dinilai dari
anak. Bila menggunakan daftar cek (V) atau tanda lainnya pada kolom baris yang
dapat dilakukan anak. Penggunaan daftar cek di atas berarti mengumpulkan data beberapa anak sekaligus
atau secara perorangan.
b. Menentukan
Nilai
Data yang diperoleh dibandingkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Misalnya kriteria daftar cek untuk membaca doa
di atas sudah ditentukan doa yang harus dibacakan. Guru menghitung berapa tanda
untuk setiap kemampuan; jumlah tanda cek dibandingkan dengan kriteria, kalau
hasilnya lebih atau sama berarti berhasil. Pada anak usia dini biasanya nilai
diberikan dalam bentuk deskripsi; dengan demikian guru harus mendeskripsikan
sesuai dengan data yang diperoleh dari daftar cek di atas.[5]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi
artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program. Sehingga evaluasi pendidikan sangatlah
penting guna menentukan apakah suatu sistem pembelajaran layak untuk
diimplementasikan didunia pendidikan terutama saat proses belajar mengajar di
setiap jenjang pendidikan. Dan melalui sistem pemebelajaran yang secara berkala
dievaluasi maka tujuan pendidikan akan tercapai yaitu peserta didik dapat
berkembang sesuai tahapan perkembangannya dan aspek-aspek perkembangan bisa
berkembang secara optimal.
Prosedur
evaluasi atau penilaian pendidikan anak usia dini melalui perumusan kegiatan,
menyiapkan alat penilaian dan menentukan kriteria penilaian. Adapun evaluasinya
PAUD berupa deskripsi dari sejumlah data-data yang diperoleh dari proses
pengumpulan data saat observasi/pengamatan terhadap peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
E. Mulyasa. Manajemen
Pendidikan Ank Usia Dini. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014
2.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011
3.
Utami Munandar. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2012
4.
Wirawan.
Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi
dan Profesi. Depok: PT Raja Grafindo Persada., 2012.
[1] Utami Munandar. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2012), h. 197
[2] Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. ( Jakarta : PT Bumi
Aksara. 2011), h. 4-11
[3] Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. (Depok : PT Raja
Grafindo Persada. 2012). h 133
[4] E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 206
Komentar
Posting Komentar