MAKALAH SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI




MAKALAH
SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI
Dosen pengampu: Neni Mulya, M.pd

Oleh
MELATUL HASANAH
NPM : 1411070176
Jurusan : Pendidikan Guru Raudhatul Athfal

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1437/2016 M




BAB I
PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
Manusia senantiasa mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Pengalaman di masa kecil akan mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan selanjutnya. Perubahan inilah yang disebut dengan perkembangan, yaitu pola perubahan yang dimulai dari masa pembuahan (konsepsi) dan berlangsung secara terus menerus selama kehidupan seseorang. Adapun perkembangan itu dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang khas pada setiap periode kehidupan, yaitu masa prenatal, bayi, kanak-kanak awal, kanak-kanak madya dan akhir, remaja, dewasa awal, dewasa madya, serta dewasa akhir.
Berbagai proses yang cukup kompleks mendasari perubahan tersebut. Paling tidak ada tiga area perubahan dalam diri seorang individu, yaitu area biologis, kognitif, dan sosioemosional. Proses biologis meliputi karakteristik-karakteristik fisik individu, seperti perkembangan otak, tinggi dan berat badan, dan aspek-aspek hormonal.
Proses kognitif melibatkan perubahan yang terjadi dalam pola pikir, inteligensi, dan kemampuan berbahasa individu. Area yang ketiga adalah proses sosioemosional yaitu perubahan dalam hubungan individu dengan orang lain, emosi, serta pola kepribadiannya. Ketiga proses tersebut memiliki interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Proses-proses sosioemosional akan membentuk proses kognitif, dan selanjutnya.
Psikologi perkembangan anak akan berfokus pada proses-proses perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang terjadi pada seorang anak. Kategori masa kanak-kanak itu sendiri biasanya diklasifikasikan dalam dua masa, yaitu masa kanak-kanak awal early chillhood (2 – 6 tahun) serta masa kanak-kanak madya dan akhir late chillhood (6 – 11 tahun).Pada masa-masa ini, perubahan yang terjadi pada ketiga area di atas berlangsung relatif cepat dan menonjol. Informasi tentang perkembangan yang terjadi pada anak-anak akan membawa implikasi pada cara pengajaran dan pendidikan mereka. Orangtua dan guru, sebagai bagian dari lingkungan sosial anak, dapat menjadi lebih peka dalam berinteraksi dengan anak serta mampu menstimulasi dan memotivasi perilaku-perilaku positif anak yang sesuai dengan perkembangannnya. Di samping itu, psikologi perkembangan anak akan membantu dalam mengungkap potensi-potensi yang ada pada seorang anak yang mungkin krusial untuk perkembangan masa-masa selanjutnya.




BAB II
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK TAMAN KANAK-KANAK

A.    Pengertian Emosi
Emosi berasal dari kata emetus atau emovere  yang berarti mencerca, yaitu sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. Menurut Crow & Crow (Sunarti, 2001: 1) “emosi merupakan suatu keadaan yang bergejolak dalam diri individu yang berfungsi atau berperan sebagai inner adjustment terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu”.Emosi merupakan gejala psikis yang bersifat subjetif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenai dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Bigot (Suryabrata, 1984: 30) membagi emosi atau perasaan atas :
         1.         Perasaan Jasmaniah (rendah)
a.    Perasaan indriati, yaitu persaaan-perasaan yang berhubungan dengan perangsangan terhadap pancaindera, seperti; sdap, manis, asin, pahit, panas dan sebagainya.
b.    Perasaan vital, yaitu perasan-peasaan yang berhubungan dengn keadaan kasmani pada umumnya, seperti; perasaan segar, letih, sehat, lemah, tidak berdaya, dan sebagainya
         2.         Perasaan Rohani
a.    Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan intelek (pikiran dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b.    Perasaan kesusilaan atau perasaan etis, ialah perasaan yang berhubungan dengan baik atau buruk. Tiap orang mempunyai ukuran baik buruk sendiri-sendiri yang bersifat individual yang sering disebut norma individual.

         1.         Tahap-tahap Perkembangan Emosi Anak
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa emosi merupakan gejala psikis yang bersifat subjetif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenai dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. “Perkembangan emosi menempuh beberapa tahap beriring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak”.(Martoenoes, 1998: 55)
Secara umum Semiawan (2002: 11) membagi perkembangan anak dalam berbagai tahap, dalam uraiannya dikatakana bahwa :
Kemampuan untuk berkembang tahap demi tahap seperti :
a.       fase sensoris motor berkembang pada usia 0 – 2 tahun. Fase ini berkembang sensoris motor terdiri dari motorik kasar dan motorik halus/panca indera harus berkembang dengan sempurna. Sentuhan kasih sayang orang tua sangat bermakna pada fase ini.
b.      fase prekonkrit operasional (usia 3 – 6). Pada fase ini perkembangan bahsa anak sangat pesat.
c.       fase konkrit operasional berkembang pada usia 6/7 tahun s/d 11/12 tahuhn. Pada fase ini rasa ingin tahu anak besar sekali. Anak akan sangat mudah memahami jika diberikan data yang nyata kegiatan proses berfikir mulai nyata.
d.      fase berfikir abstrak (usia 12 tahun ke atas). Pada fase anak telah berhasil menyelesaikan hal-hal yang abstrak seperti penerapan rumus, simbol, dan lain-lain.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa terdapat fase-fase perkembangan kemampuan anak. Pada setiap fase kesemuanya proses kesinambuangan yang saling berhubungan dan menentukan fase-fase berikutnya. Proses belajar yang berbeda, juga pengaruh gen yang dibawah menyebabkan adanya perbedaan tiap individu dalam kontesk kemampuannya. Hal ini menyebabkan adanya anak yang kecenderungan emosional dan tidak emosional (Kohlberg, 1995: 77).
Meskipun pola perkembangan emosi dapat diramalkan, tetapi variasi dalam segi frekuensi, intensitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi dan juga usia pemunculannya. Variasi sudah mulai terlihat sebelum bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia anak (Budiningsih, 1984: 33).
         2.         Pola perkembangan emosi anak taman kanak-kanak
Emosi sangat memainkan peranan penting dalam kehidupan, meskipun demikian sangat sukar mempelajari perkembangan emosi anak, karena informasi tentang aspek emosi yang subyektif hanaya dapat diperoleh dengan cara introspeksi, sedangkan anak tidak dapat menggunakan cara tersebut dengan baik karena mereka masih berusia sangat mudah.
Seiring dengan meningkatnya usia anak, reaksi emosional mereka menjadi kurang menyebar, kurang sembarangan, dan lebih dapat dibedakan. Sebagai contoh, anak yang lebih muda memperlihatkan ketidaksenangan semata-mata hanya dengan menjerit dan menangis.Kemudian reaksi mereka semakin bertambah yang meliputi perlawanan, pelemparan benda, mengejangkan tubuh, lari menghindar, bersembunyi, dan mengeluarkan kata-kata.Dengan bertambahnya umur anak, maka reaksi yang berwujud bahasa meningkat sedangkan reaksi gerakan otot berkurang.
Dengan meningkatnya emosi anak, semua emosi diekspresikan secara jelas lunak karena harus mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlebihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Variasi disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf kemampuan intelektualnya serta kondisi lingkungan.Anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan dengan anak yang kurang sehat.Demikian juga anak yang pandai bereaksi lebih emosional terhadap berbagai macam rangsangan dibandingkan dengan anak-anak yang kurang pandai.

B.     PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK

         1.         Pengertian Perkembangan Sosial Anak TK
Menurut Hurlock (Sujanto, 1996: 38) perkembangan sosial usia prasekolah berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Kemampuan anak menyesuaikan diri dalam lingkungan TK memerlukan tiga proses yaitu; 1) belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial, 2) memainkan peran sosial yang dapat diterima, 3) perkembangan sosial untuk bergaul dengan baik.
         2.         Karakteristik Perkembangan Sosial Anak TK
Sebagaimana perubahan pada fisik dan kognitif, anak mengalami perubahan pada kepribadiannya. Terdapat beberapa macam pendekatan tentang hal ini, yaitu pendekatan psikoanalisis klasik yang meliputi pendekatan Freudian maupun neo-Freudian. “Pendekatan psikoanalisis klasik ini lebih menekankan pada aspek psikoseksual seorang individu, di mana perkembangan yang terjadi digerakkan yang mempengaruhi tiga komponen kepribadian yaitu ego, id dan superego” (Pudjosuwano, 1984: 56).
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan interpersonal, di mana individu dilihat sebagai suatu makhluk sosial yang dibentuk oleh lingkungan budaya dan interpersonal. Perkembangan sosial seseorang dilihat pada interaksi yang terjadi antara individu yang sedang berkembang dengan teman sebaya, orang tua, sahabat, musuh, dan masyarakat sekitar. Interaksi yang terjadi merupakan suatu pertukaran cinta, kasih sayang dan perhatian.
Pendekatan yang ketiga adalah pendekatan epigenesis, di mana tahapan perkembangan yang terjadi tidak berdiri sendiri-sendiri, namun tahapan perkembangan sebelumnya menjadi fondasi bagi tahapan perkembangan berikutnya.
Menurut Snowman (Sunarti, 2001: 40) mengemukakan ciri-ciri usia prasekolah di TK meliputi 1) Umumnya anak pada usia ini memiliki teman satu atau dua sahabat, tetapi cepat tergant, 2) kelompok bermain cenderung lebih kecil, 3) Anak yang lebih muda sering kali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar, 4) pola bermain yang variatif sesuai dengan kelas sosial dan gender. 5) telah menyadari pesan jenis kelamin.
         3.         Pola Perkembangan Sosial Anak Tk
“Aktivatas kehidupan anak pada tingkat perkembangan sosial usia prasekolah yang berlangsung antara umur lima sampai dengan enam tahun”(Sujanto, 1996: 40). Kebanyakan bukan lagi dalam rumah bersama orangtua dan saudara-saudaranya, tetapi di luar rumah dengan teman sebaya dan bahkan dengan orang dewasa lainnya. Pada saat ini anak akan memasuki sekolah, oleh karena itu, hubungan sosial dengan teman sebaya makin bertambah luas.


C.     Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional

         1.         Faktor Hereditas
Faktor hereditas ialah kondisi tempramen telah dibawa sejak kelahiran anak yang bersangkutan dan ini bersifat stabil, permanent atau menetap. Menurut  Guenir& Gottfried ditemukan bahwa  anak-anak yang lahir dari orang tua yang tak mampu menyesuaikan diri , ternyata juga tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan anak-anak yang memiliki orangtua yang mudah (easy adulthood) cenderung mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
         2.         Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ialah sejauhmana lingkungan amat memperngaruhi  kondisi emosi individu, misalnya: perlakuan/pemeliharaan anak dari orangtua. Bayak anak yang ketika lahir mengekspresikan perilaku menangis dan emosi yang negatif

         3.         Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Emosi Anak TK
Perkembangan emosi anak TK, dapat bedampak positif dan negatif. Masing-masing aspek ini memiliki peluang yang sama. Oleh karenanya diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang perkembanganemosi anak agar dampak negatif dapat dieleminir.
a.       Dampak Positif
Emosi apabila diarahkan dengan baik, maka akan dapat menjadikan anak tersebut dapat berkembang dengan baik. Perkembangan emosi yang baik akan mengantarkan anak tersebut dapat mengembangkan kemampuah imajinasi, intelektual dan lain sebagainya.
b.      Dampak Negatif
Demikian pula perkembangan emosi anak juga dapat bedampak negatif pada perkembangan anak.Hal ini dapat menyebabkan kertelantaran emosi, seperti anak tidak cukup mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan, terutama keingintahuan, kegembiraan, kebahagiaan, dan kasih sayang. Akibatnya, anak akan mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan normal, anak biasanya telambat untuk berbuat lebih baik lagi sesuai dengan umurnya, perkembangan bicara terlambat, perkembangan intelektual terlambat.




BAB IV
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Emosi berasal dari kata emetus atau emovere  yang berarti mencerca, yaitu sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. Menurut Crow & Crow (Sunarti, 2001: 1) “emosi merupakan suatu keadaan yang bergejolak dalam diri individu yang berfungsi atau berperan sebagai inner adjustment terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu”.Emosi merupakan gejala psikis yang bersifat subjetif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenai dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Menurut Hurlock (Sujanto, 1996: 38) perkembangan sosial usia prasekolah berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Kemampuan anak menyesuaikan diri dalam lingkungan TK memerlukan tiga proses yaitu; 1) belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial, 2) memainkan peran sosial yang dapat diterima, 3) perkembangan sosial untuk bergaul dengan baik.








DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, Agoes,2007.Psikologi perkembangan.Refika Aditama.Jakarta
Santrock,W,John.2007.Perkembangan Anak.Erlangga..
þ  www.psikologi perkembangan.com
þ  www.psikologi perkembangan anak.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI

RANCANGAN PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR DI LEMBAGA PAUD atau TK

MAKALAH PRINSIP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL AUD