SEJARAH DAKWAH ISLAM DUNIA
SEJARAH DAKWAH
Dosen pengampu : Abdul Syukur
“Makalah ini diajukan untuk memenuhi
tugas matakuliah Sejarah Dakwah’’
Disusun
Oleh :
Meirisa
Aulia Ellisa Agustina
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
T.A
2016
BAB II
PEMBAHASAN
Letak
Geografis Asia Tengah
Negara Asia Tengah terdiri dari enam
negara:
1. Azarbaijan
Terletak terletak disebelah tenggara
Kafakasia disebelah gunung Kaukaz dekat dengan laut Qaswin. Luasnya sekitar
86.630 km. Jumlah penduduk berdasarkan data statistic tahun 1419 H/ 1998 M
berjumlah 7.900.000 jiwa yang berasal dari keturunan Turki dan Mongolia.
Presentasi kaum muslimin mencapai 87%. Perekonomian negeri ini disandarkan pada
minyak dan gas alam
2. Uzbekistan
Negara ini terletak dijantung Asia
Tengah yang luasnya sekitar 447.400 km2. Jumlah penduduknya berdasarkan
statistic tahun 1419 H/ 1998 M sekitar 24 juta jiwa. Persentase kaum muslimin
lebih dari 88%, mereka adalah pengikut madzhab sunni.
Perekonomian disandarkan pada pada
kekayaan hasil pertanian dan tambang. Disana juga terdapat kapas, padi dan
sutera, disamping minyak dan batu bara
3. Tajikistan
Terletak disebelah tenggara Asia
Tengah. Luasnya mencapai 143.100 km2. Jumlah penduduknya berdasarkan data
statistic tahun 1419 H/ 1998 M mencapai 6.100.000 jiwa. Presentasi kaum
muslimin dinegeri ini mencapai 98% mayoritas adalah penduduk Syi’ah.
Perekonomiannya disandarkan pada pertanian, industry dan minyak
4. Turkmenistan
Luasnya sekitar 448.100 km2,
sebagian bsar berupa gurun . Jumlah penduduknya berdasarkan data statistic
tahun 1419 M/ 1998 M mencapai 4.650.000 jiwa dengan persentase penduduk musli
sebanyak 90%. Negara ini menyandarkan perekonomiannya pada minyak, barang
tambang, dan hasil pertanian.
5. Khazakistan
Luasnya mencapai 2.717.300 km2,
dengan jumlah penduduk sekitar 18.200.000 jiwa berdasarkan data statistik tahun
1429 H/ 1998 M. presentase kaum muslimin hanya tinggal 68% saja. Negara ini
menyandarkan perekonomiaannya pada pertanian, industri, ternak dan minyak.
Negara ini juga merupakan negara terbesar penghasil khrom (elemen logam) di
dunia.
6. Georgia
Terletak di bagian timur Asia
tengah. Jumlah penduduknya berdasarkan data statistik tahun 1419 H/ 1998 M
mencapai 4.700.000 jiwa, mayoritas berasal dari Turki. Luas wilayahnya mencapai
191.300 km2 dengan persentase kaum muslimin sebanyak 80%, mayoritas pengikut
Ahlus Sunnah. Perekonomian negeri ini disandarkan kepada barang tambang,
pertanian, dan minyak
A. Sejarah Berkembangnya Islam di
Asia Tengah
Dahulu negeri ini dikuasai oleh
Timurlank, lalu dibagi- bagi diantara anak- anaknya. Kemudian berdiri sendiri
membentuk penguasa- penguasa local hingga dimulainya penjajahan Rusia. Mereka
menguasai Bukhara (Transoxania) pada tahun 1338 H/ 1919 M dan mengambil
Khawarizm pada tahun 1337 H/ 1918 M, sebelmnya juga Farghanah dan Taskent sejak
tahun 1293 H/ 1876 M.[6]
Hubungan antara Iran dan Asia Tengah
diperkuat oleh invasi bangsa Mongol. Pada abad ke-13 masyarakat Mongol non Muslim
mendirikan pemerintahan mereka di Asia Tengah, sebagian besar wilayah Timur
Tengah dan Cina. Penaklukan bangsa Mongol scara cepat memperluas wilayah Asia
Tengah dalam berhubungan dengan Timur Tengah mengantarkan daerah- daerah padang
rumput disebelah utara laut hitam, laut Caspia, laut Aral kedalam hubungan
dengan masyarakat Muslim di Transoxania dan Iran, dan melalui penyatuan
Transoxania Muslim dengan wilayah Asia Tengah dan Cina.[7]
C.
Karakterstik Islam di Asia Tengah
Islam memiliki sejarah panjang di
kawasan Asia Tengah, yang hadir disana sejak abad ke-7 melalui para pedagang
Arab, sejak saat itulah, Islam menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat Asia Tengah. Islam diberbagai wilayah Asia Tengah sejak awal telah
memperlihatkan karakteristik penyebaran awalnya. Misalnya, penduduk muslim di
Asia Tengah yang masuk pada penaklukan Arab yang cenderung konservatif dan
tradisional. Sementara itu, mayoritas masyarakat muslim Asia Tengah adalah
berakidah sunni dan bermazhab hanafi, rata-rata mereka berasal dari Turki, dan
bertutur bahasa Turki.[8]
Abad ke-13 dan 14 lahir Khusraw va
Syirin karya Quthb, Mahabbatnnah karya Khawarismy. Dari generasi Timurid muncul
Sakkaki, Ghada’i, Nava’i. Yang jelas sastra- sastra religious sufi sangat
dominan mewarnai karakteristik Islam Asia Tengah sampai sekarang, dan hamper
bisa dipastikan bahwa tradisi sufisme dikawasan ini lebih dominan dan mengakar.
Hal ini dapat dilihat dalam berbagai ikatan komunalismenya dimana maqam- maqam
orang suci selalu dijadikan symbol kesatuan spiritual, sekaligus sumber
inspirasi perjuangan mereka dalam mewujudkan tujuan Islam.[9]
D. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Islam di Asia Tengah
Pada pertengahan abad ke-7 masehi,
arab berhasil membawa Islam ke trankaukasia timur. Kendatipun ditentang oleh
orang Georgia dan orang Yahudi di wilayah ini, namun dakwah Islam berlangsung
dengan cepat sehingga pada abad ke delapan, mayoritas penduduk sudah muslim.
Islamisasi berlangsung hingga abad ke-12 ketika perlawanan orang yahudi dan
orang kristen sudah tidak ada lagi. Periode damai ekspansi Islam ke Asia Tengah
datang bersama para pedagang sepanjang rute-rute perdagangan bulu binatang dan
sutra yang termasyhur.
Abad ke-13 adalah abad kegelapan
bagi Islam di Asia Tengah karena invasi Mongol. Pada mulanya kekuasaan mongol
sangat anti-islam karena banyak pemimpin mongol yang beragama Budha dan
kristen. Akan tetapi, Islam tetap bertahan berkat usaha dakwah yang dilakukan
oleh tarekat-tarekat sufi yang banyak menarik masyarakat masuk Islam dan bahkan
penguasa mongol.
Abad ke-14 wilayah-wilayah penting
muslim masuk kekaisaran Rusia, seperti Kazan, Astrakhan, dan Siberia Barat.
Pada masa ini umat islam diperlakukan sebagai warga Rusia yang tidak
mendapatkan hak seperti yang dinikmati oleh orang kristen, dan dibeberapa
wilayah para pemimpin agama Islam diusur ke pedalaman dan mesjid-mesjid
dihancurkan. Perkembangan islam dinegara ini pun mengalami pasang surut. Masa
paling suram terjadi selama hampir tujuh dekade ketika rezim komunis soviet
menguasai sebagian besar wilayah Asia Tengah. Saat itu, ribuan pemuka muslim
terbunuh dan kehidupan beragama diawali dengan ketat oleh pemerintah. Namun
setelah invasi jerman ke Uni Soviet (1941), kebijakan terhadap Islam menjadi
lebih moderat.
Pada awal tahun 60-an, Rezim Nikita
Khrushchev kembali meningkatkan eskalasi propaganda anti Islam. Lima tahun
kemudian penguasa Soviet menutup mayoritas masjid yang masih berfungsi. Hal itu
berlanjut hingga tahun 70 dan 80-an. Di Asia Tengah khususnya, dampak perang di
Afghanistan terlihat di Uzbekistan dan Tajikistan, yang akhirnya memunculkan
gerakan perlawanan di sejumlah negara Asia Tengah, konflik terus berlanjut
hingga setelah runtuhnya Uni Soviet berarti lahir lah kembali islam yang
dibarengi dengan gerakan dakwah Islam. Ribuan mesjid dan sekolah Islam di buka
kembali. Negara Asia Tengah yang merupakan bekas Pasca-Soviet mengobarkan
kembali semangat islamnya secara terbuka bahkan melalui jenjang-jenjang jabatan
di partai komunis, mendukung islam sebagai keyakinan religius nasional karena
keyakinan tulus dan kebutuhan politik, dan terjalin ikatan antara negara-negara
muslim baru dan dunia Islam lainnya termasuk kedutaan-kedutaan besar serta
anggota asosiasi-asosiasi ekonomi Islam.
Dari perjalanan panjang kesadaran
Islam di wilayah-wilayah Soviet di Asia tengah baik secara religius maupun
kultural tidak dapat dihapus dengan cara halus maupun kasar. Meskipun ketaatan
religius kaum muslim dibekas uni soviet tidak sempurna akibat terisolasi dari
dunia Islam yang lebih besar selama hampir delapan dasawarsa, perasaan mereka
sebagai bagian umat islam sangat kuat dan meningkat. Di beberapa negara baru
bekas koloni soviet, kelompok-kelompok politik penting menyerukan didirikan
republik-republik Islam dan selalu menghormati unsur-unsur Islam dalam
kekuatanpolitik mereka. Dengan demikian, masyarakat muslim Asia Tengah baru
mulai babak baru dalam kehidupan masyarakat dan bernegara yang telah lama
kehilangan warisan islamnya.
A. Perkembangan
Dakwah di Asia Barat Daya (Pada Abad Pertengahan)
Periode
Pertengahan (1250-1800 M) di Asia Barat Daya terbagi dalam dua fase; pertama,
masa kemunduran (1250-1500 M). Pada masa ini, umat Islam mengalami disintegrasi
dan desentralisasi. Peristiwa itu disebabkan adanya perbedaan antara kaum Sunni
dan Syi’ah, serta diperparah oleh perpecahan yang terjadi antara Arab dan
Persia. Arab berdiri dengan sekutunya yang terdiri atas Arabiah, Irak, Suriah,
Palestina, Mesir dan Afrika Utara dengan Mesir sebagai central. Sementara
Persia terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia Tenggara dengan Iran
sebagai pusat. Sementara umat Islam di Spanyol dipaksa untuk memeluk agama
Kristen atau ke luar dari daerah tersebut.[1][1]
Fase
kedua (1500-1800 M) ditandai oleh munculnya dua kerajaan besar. Fase tersebut dimulai
dari masa kemajuan (1500-1700 M) dan masa kemunduran (1700-1800 M). Kedua
kerajaan besar itu antara lain; kerajaan Utsmani (Ottoman Empire) di Turki,
kerajaan Safawi di Persia.
1. Kesultanan Usmani
Didirikan
oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya datang ke Turki
untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari serangan tentara
Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan
ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak
itu berdirilah Dinasti Usmani.
Dinasti
Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari
suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku
Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”, dibawah kepemimpinannya wilayah
kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327
M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli
(1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al- Fatih Kesultanan Usmani mengalami
puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel
(1453 M).
a) Pemerintahan dan
Militer, tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana
menteri atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat
bupati atau As-sawaziq atau Al-alawiyah. Sistem pemerintahan dan kekuasaan
militernya berjalan baik. Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary
atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok
penghancur negeri non-muslim.
b) Pengetahuan dan
Budaya, terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya
wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil
ajaran tentang etika dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan
kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur
tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi indah.
c) Agama, muncul dua
aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang militer, dan
Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di lingkungan pejabat pemerintahan.
2. Kerajaan Safawi
Didirikan
oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Awalnya sebuah
gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan politik, dipimpin
oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah politik dan
pemerintahan karena merupakan tarekat militer yang para pengikutnya
berkeinginan memainkan peran politik untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan
politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai
pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy
(si kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Islam
menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya Persia berada
di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein,
dan Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat,
karena tidak mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula
sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah Ismail
terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran, Heart maupun Diyarbakr
(Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan Qizilbasy.
Pada
masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak
keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang
melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz,
Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin
melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka
ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia.
Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.
a) Pemerintahan dan
Politik, terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau
kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana
(dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara
dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri)
yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam
dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris
pribadi Syah, dan kepala intelejen.
b) Ekonomi, ekonomi dikendalikan langsung oleh
pusat. Banyak memperkuat di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan
tanah negara menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena
stabilitas keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali.
Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat
sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian mengalami
kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
c) Ilmu Pengetahuan, didirikan lembaga
pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk lebih memantapkan
akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi
antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi,
Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
d) Bangunan dan Seni, kantor,
masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur yang
indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan,
keramik, karpet, dan seni lukis.
Masa
kemajuan kedua kerajaan besar tersebut ditandai dengan maraknya
literatur-literatur dan arsitektis yang terpasang indah di gedung-gedung masjid
dengan ciri dan corok khasnya. Sementara masa kemunduran pada periode ini
ditandai dengan runtuhnya kerajaan Utsmani yang dipukul mundur di Eropa,
hancurnya kerajaan Safawi karena serangan-serangan suku bangsa Afghan, dan
mengecilnya kekuasaan kerajaan Mughal karena dipaksa tunduk oleh para raja
India. Masa tersebut, Islam menjadi agama yang statis.
Perkembangan
kebudayaan Islam timbul setelah diawali dengan sederetan kebudayaan manusia
lainnya. Kebudayaan-kebudayaan Islam pada abad pertengahan yang menonjol
diantaranya: Dalam perkembangan arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan
Masjid yang indah seperti Masjid Al Muhammadi, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid
Abi Ayyub Al Anshari dengan hiasan-hiasan kaligrafi yang indah. Selain itu
terdapat 235 bangunan dibangun dan dikoordinasi oleh Sinan, arsitek yang
berasal dari Anatolia. Perkembangan kebudayaan Islam tersebut terjadi pada masa
kerajaan Usmani.
Pada
masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi ibukota dan kota
yang indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti masjid, rumah-rumah
sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan Istana Chihil
Sutun, taman-taman wisata yang ditata dengan indah. Di Isfahan terdapat 162
masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Dalam bidang seni,
gaya arsitek bangunan-bangunannya sangat kentara, misalnya masjid Shah (1611 M)
dan masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M). Unsur seni lainnya seperti kerajinan
tangan, karpet, permadani, pakaian, keramik,tenunan, mode, tembikar, dan seni
lukis.
Perjanjian
Hudaibiyah
Ketika
nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan
Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai
mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya.
Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi,
akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh
penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.[2][2]
Pada
tahun 622 masehi, nabi dan pengikutnya berpindah ke Madinah.
Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan
perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan
orang-orang anshar(kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin(kaum
muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam.
Dalam
setiap peperangan yang dilakukan dalam melawan orang-orang kafir, umat Islam
selalu mendapat kemenangan. Dalam fase awal, tidak dapat dihindari terjadinya
perang antara Mekkah dan Madinah. Pada tahun 628 M, sekitar 1400 Muslim
berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka mempersiapkan
hewan kurban untuk dipersembahkan kepada kaum Quraisy. Namun Quraisy tetap
menyiagakan pasukannya untuk menahan Muslim agar tidak masuk ke Mekkah. Pada
waktu ini, bangsa Arab benar benar bersiaga terhadap kekuatan militer Islam
yang sedang berkembang. Nabi Muhammad
mencoba agar tidak terjadi pertumpahan darah di Mekkah, karena Mekkah adalah
tempat suci. Akhirnya kaum Muslim menyetujui langkah Nabi Muhammad, bahwa jalur diplomasi
lebih baik daripada berperang
Keunggulan
diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjajian Hudaibiyah menyebabkan umat
Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang
sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika
penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah.
Garis
besar Perjanjian Hudaibiyah berisi : "Dengan nama Tuhan. Ini
perjanjian antara Muhammad (SAW) dan Suhail bin 'Amru, perwakilan Quraisy.Tidak
ada peperangan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Siapapun yang ingin mengikuti
Muhammad (SAW),diperbolehkan secara bebas. Dan siapapun yang ingin mengikuti
Quraisy, diperbolehkan secara bebas.Seorang pemuda, yang masih berayah atau
berpenjaga, jika mengikuti Muhammad (SAW) tanpa izin, makaakan dikembalikan lagi
ke ayahnya dan penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy, maka ia tidak
akandikembalikan. Tahun ini Muhammad (SAW) akan kembali ke Madinah. Tapi tahun
depan, mereka dapat masuk keMekkah, untuk melakukan tawaf disana selama tiga
hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundurke bukit-bukit. Mereka
haruslah tidak bersenjata saat memasuki Mekkah".
Ketika
nabi Muhammad wafat, hampir seluruh jazirah Arab terlah memeluk agama Islam.
Selain mendakwah di Arab, Rasulullah juga menyebarkan agama Islam ke luar Arab
seperti Persia dan Romawi. Tidak sedikit pemimpin yang diserukan oleh
Rasulullah akhirnya memeluk Islam. Dimana bagi mereka yang memeluk Islam
diwajibkan untuk membayar zakat sedangkan kepada non-muslim mereka diwajibkan
membayar jizyah atau pajak dan dibebaskan untuk melaksanakan agamanya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penyebaran Islam dilakukan dengan damai dan
penuh toleransi.
Perjanjian
Hudaibiyah ternyata dilanggar oleh Quraisy, tapi kaum Muslim bisa membalasnya
dengan penaklukan Mekkah (Fathul Makkah) pada tahun 630 M. Kaum Muslim yang
berpasukan sekitar 10000 tentara. Di Mekkah, mereka hanya menemui sedikit rintangan.
Setelah itu, mereka meruntuhkan segala simbol keberhalaan di depan Ka'bah.
B. Perkembangan Dakwah di Afrika
Awal kali islam masuk afrika adalah di
bawah pimpinan Amr B.Ash pada tahun 640 M pada saat meyerbu mesir yang di
kuasai oleh kerajaan bizantium, Amru bin Ash memandang bahwa Mesir dilihat dari
kacamata militer maupun perdagangan letaknya sangat strategis, tanahnya subur
karena terdapat sungai Nil sebagai sumber makanan. Maka dengan restu Khalifah
Umar bin Khattab dia membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi pada tahun 19 H
(640 M) hingga sekarang. Dia hanya membawa 400 orang pasukan karena sebagian
besar diantaranya tersebar di Persia dan Syria. Berkat siasat yang baik serta
dukungan masyarakat yang dibebaskannya maka ia berhasil memenangkan berbagai
peperangan. Mula-mula memasuki kota Al-Arisy dan dikota ini tidak ada
perlawanan, baru setelah memasuki Al-Farma yang merupakan pintu gerbang
memasuki Mesir mendapat perlawanan, oleh Amru bin Ash kota itu dikepung selama
1 bulan. Setelah Al-Farma jatuh, menyusul pula kota Bilbis, Tendonius, Ainu
Syam hingga benteng Babil (istana lilin) yang merupakan pusat pemerintahan
Muqauqis .
Pada saat hendak menyerbu Babil yang
dipertahankan mati-matian oleh pasukan Muqauqis itu, datang bala bantuan 4.000
orang pasukan lagi dipimpin empat panglima kenamaan, yaitu Zubair bin Awwam,
Mekdad bin Aswad, Ubadah bin Samit dan Mukhollad sehingga menambah kekuatan
pasukan muslim yang merasa cukup kesulitan untuk menyerbu karena benteng itu
dikelilingi sungai. Akhirnya, pada tahun 22 H (642 M) pasukan Muqauqis bersedia
mengadakan perdamaian dengan Amru bi Ash yang menandai berakhirnya kekuasaan
Romawi di Mesir. kemenangan dalam perang ini tak terlepas dari respon positif
yang di berikan rakyat mesir waktu itu yang masih memeluk agama Kristen, hal
ini di karenakan perlakukan yang semena-mena dari pemerintahan bizantium di
mesir, di tambah lagi adanya dendam theologies sekte jacobiyah yang merupakan
aliran Kristen mayoritas di mesir waktu itu, mereka di perlakukan tidak adil
dan semena mena oleh pemerintahan bizantium yang menganut paham gereja
ortodhok. Banyak dari rakyat yang di bunuh dan di siksa, sebagian ada yang
melarikan diri ke negara tetangga,sebagian ada juga yang munafik dengan
mengaikuti aturan dari gereja ortodok untuk menghindari siksaan. Bagi kaum
copti(penganut sekte jacobiyah) kemenangan islam atas bizantium di mesir berarti
adalah kebebasan beergama. Sebagai jaminan atas keadilan bagi negara yang di
tundukan amru bin ash memberi jaminan kebebasan beragama.
1.
Faktor Masuknya Umat Kristen Ke Dalam Agama Islam
Pada masa pemerintahan Salahudin di
mesir umat Kristen benar benar menikmati kebebasan dan toleransi, namun justru
di tubuh gereja itu sendiri yang mengalami degenerasi. Suap dan sogok merata
hampir di semua lapisan gereja, jabatan-jabatan dalam gereja pun menjadi barang
dagangan. Akibatnya ialah terbengkalinaya pembinaan sepirituil dan moral rakyat
dan menyebabkan kemunduran kehidupan gereja, pergantian peminpin dikalangan
gereja menjadi permasalah besar dikarenakan terdapat beberapa kubu yang saling
berlawanan.akibatnya banyak jabatan jabatan penting dalam gereja yang kosong,di
tuliskan dalam biara St.macarius yang dahulu terdapat 80 pendeta hanya tinggal
4 oarang saja. Begitu terbengkalinya nasib umat Kristen banyak dari mereka yang
memeluk islam pada akhirnya.
2.
Masa Pemerintahan Islam Di Mesir
Pada awal pemerintahan islam di mesir, orang orang copti
sangat menikmati sikap fair dan adil dari pemerintahan yang baru ini, dan tidak
adanya bukti adanya kekerasan dan paksaan terhadap orang copti yang masuk
islam. Pada awal pemerintahan islam di mesir di tetapkan pajak bagi orang
Kristen sedang bagi orang islam tidak di kenakan pajak, pada awal-awal
pemerintahan islam pemasukan pajak sebesar 12 juta dirham dan pada tahun
berikutnya merosot sampai 5 juta dirham pada masa pemerintahan muawiyah, hal
ini di karenakan banyaknya orang Kristen yang masuk islam.meyadari hal ini akan
membahayakan keuangan negara maka gubernur menetapkan wajib pajak bagi umat
islam. Ketika hafs al walid naik menjadi gubernur tahun 744 menjanjikan bahwa
akan di hapuskan jizah.
3.
Perlawanan dari Kristen terhadap awal masuknya islam di afrika
Perlawanan Berber terhadap Islam
dimulai setelah kemenangan Arab terhadap Bizantin dan perebutan Carthage.
Bizantin diusir tetapi Arab sebelum menjadi penguasa negeri itu. Di provinsi2
bagian pedalaman, Berber mengadakan perlawanan sporadic terhadap agama dan
kekuatan Arab. Baru dibawah pengganti Hassan, Musa, mereka dapat dikalahkan.
Pemberontak Berber yang dijadikan tawanan adalah 300.000 ; termasuk 60.000
dijual sebagai budak untuk meningkatkan keuangan kerajaan. 30.000 dari mereka
masuk Islam dan menjadi bagian tentara Muslim.Perlawanan bangsa abyisinia
terhadap islam pernah terjadi pada saat abysinia belum dapat ditahlukan oleh
tentara islam, pada waktu itu pasukan abysinia dapat bertahan karena mendapat
bantuan dari portugis
4.
Masuknya islam di kerajaan kerajaan afrika
1) Kerajaan Nubia
Pada abad ke 12 kerajaan nubia masih
beragam kristen dan mereka masih dapat bertahan dari serbuan kerajaan mesir di
bawah panji islam.yang pada akhirnya terjadi perjanjian perdamain antara mesir
dengan nubia. Pada tahun 1272 keponakan kerajaan nubia memperoleh pasukan
bantuan dari mesir untuk membantu melawan pemberontakan melawan pamanya dan
sebagai imbalanya kerajaan mesir mendapat hadiah berupa dua propinsi nubia
sebelah selatan, Namun kekuasaan di daerah itu tidak berlangsung lama karena
daaerah itu memperoleh kebebasannya kembali.
Terbengkalainya gerja di afrika juga di
alami oleh kerajaan nubia yang juga menganut sekte jacobiyah di Alexandria. Hal
ini menyebabkan banyak dari orang nubia yang beralih ke agama islam, namun
peralihan agam dari Kristen ke islam berjalan sangat lambat dan bertahap
kehidupan sepiritual gereja yang muali redup dan tak adanya hubungan dengan
dunua Kristen di luar negeri maka wajarlah bila mereka mencari penyaluran
aspirasi spiritual dari agama islm.faktor yang mempercepat berkembangnya islam
di nubuawah tak terlepas dari peran para pedagang
2)
Kerajaan Abisinia
Awal masuknya islam di kerajaan
abisinia ditandai dengan masuknya bangsa bollos ke dalam islam bersamaan dengan
suku bangsa bajah yang bersatu dalam kerajaan islam funj, ketika ini kerajaan
memperluas kekuasaanya pada tahun 1499-1530 dari selatan sampai ke perbatasan
nubia dan abissyinia serta berhasil mendirikan kerajaan yang kuat di
sennaar.dari data sejarah kita dapat menarik kesimpulan bahwa masuk islamnya
bangsa nubia yang memiliki jiwa kemerdekaan serta telah lama menganut agama
Kristen adalah berlangsung dalam suatu proses yang berabad-abad lamanya.
kita akan mengalihkan perhatian kita
kepada sejarah islam dikalangan bangsa abissyinia, yang telah menganut agama
Kristen dua abad sebelum bangsa nubia dan sama menganut sekte jacobiah.sampai
abad ke-10 hanya beberapa keluarga arab ditemui menetap di kota-kota abissyinia,
tatapi pada akhir abad ke-12 berdirinya suatu dinasti arab telah mengikut
sertakan beberapa bagian daerah pantai abissyinia.[3][3]
3)
Islam di etiopia
Islam masuk ke Etiopia, sebagai
keyakinan utama diyakini pada abad ke-16 lewat para pedagang dan pendakwah
Arah, yang akhirnya menjadikan 65 % warga Etiopia memeluk Islam. Situasi itulah
yang mulai memunculkan ketakutan pada pihak Gereja Eitopia yang kemudian
menganggap Muslim sebagai ancaman utama terhadap keberadaan mereka.
Pada abad ke-16 dan awal abad ke-17,
Negara Islam ADAL diumumkan oleh para etnis Somalia dan Arab dipimpin oleh
Ahmed Guray. Ahmad Guray atau Ahmed Gran di Etiopia, yang keturunan Arab,
memimpin perang melawan Abyssinia dan mengalahkan mereka. Ahmed Guray bahkan
menangkap lebih dari 50 % warga dataran tinggi Etiopia, sehingga mempercepat
penambahan jumlah warga Etiopia yang memeluk Islam. Ahmed sendiri mendapat
dukungan dari Kaisar Ottoman, Turki dan Raja Saeed Barqash dari Kesultanan
Oman.
Perasaan negatif Gereja Etiopia
terhadap Muslim meningkat sangat tajam, dan setelah mereka gagal menghentikan
Ahmed Guray beserta pasukkannya, mereka mendesak Portugal mengirim bantuan.
Ahmed Guray terus menambah daftar kemenangan atas pasukan Abyssinian selama dua
dekade. Namun ia terbunuh dalam pertempuran melawan pasukan Portugis yang
datang untuk membantu Etiopia. Sang Janda Ahmed, bernama Bati Del Wambara
mengambil alih kepemimpinan kerajaan ADAL dan meneruskan kampanye peperangan
terhadap Kristen Etiopia.
Markas besar ADAL sendiri terletak di
kota Zayla, kota pantai yang menghubungkan Djibouti dan Tanah Somalia. ADAL
sempat ambruk sesaat setelah kematian Ahmed Guray. Situasi itu memberi
kesempatan Etiopia untuk merebut kembali tanah yang hilang tanpa banyak
perlawanan.
5.
Masuknya Islam di Negara-negara Afrika
1)
Sudan
Perkembangan Islam di Suda sangat megembirakan. Salah
satu tokoh yang berjasa masuknya Islam di Sudan adalah Abdullah bin Said bin
Ali Sarah. Penyebaran Islam di negeri ini dilakukan dengan mengajarkan ilmu
Tasyawuf dan Filsafat. Tokoh yang paling berpengaruh pada waktu itu adalah Syeh
Abdul Qodir Al Jilani dan Abdul Hasan Asy Syazali.
2)
Etiopia
Islam masuk di Eteopia ketika Rosulullah masih hidup.
Pada saat itu ada 15 orang muslim yang hijrah ke Eteopia. Negeri ini pada masa
Rosul dikenal dengan nama Habsyinia atau Habsyah. Sejak abad XIV M , orang
muslim Hasbania mengadakan hubungan dengan Mesir (Al Azhar), sehigga
memunculkan ulama-ulama terkenal pada masa itu.
Pada tahun 1934 M, Al Azhar mengirimkan beberapa utusan
yang bertugas untuk mengajar agama Islam. Beberapa masjid didirikan sebagai
pusat ibadah umat Islam, dan madarasah sebagai pusat pendidikan Agama Islam.
3)
Uganda
Perkembangan Islam di Uganda cukup pesat. Masuknya Islam
di negeri in diperkirakan sekitar tahun 1844 melalui perdagang yaitu Ahmad
Ibrohim, Idi Amin. Idi Amin dianggap sebagai pendiri Uganda Muslim Supreme
Cauncil (UMSC) pada tahun 1974. Ia juga berhasil mengundang Raja Faisal pada
peletakan batu pertama pembangunan Masjid nasional di Old Kampala. Beliau juga
membwa Uganda menjadi Organisasi konferensi Islam (OKI). Saat ini sekitar 15 %
penduduk Uganda memeluk agama Islam.
4)
Somalia
Sebelum Islam masuk di Somalia, agama kristen masuk lebih
dahulu. Ketika Islam di negeri ini terjadilah perang agama. Pada akhirnya Islam
dapat berkembang di negeri ini. Islam masuk di Somalia pada tahun 860 M.
masyarakat muslim Somalia mengikuti mazhab sunni, syi’ah ada yang menganut
ajaran tasyawuf. Kini Islam terus berkembang di negeri ini.
5)
Liberia.
Jumlah umat muslim Liberia saat ini mencapai kurang lebih
25 % dari 3 juta penduduk. Keadaan masyarakat muslim di negeri ini sangat
memprihatinkan, karena rendahnya tingkat pendidikan dan meluasnya tingkat
kemiskinan.
Undang-undang di negeri ini menjamin kebebasan beragama,
pemerintah menghormati setiap pendidik beribadah menurut agamanya
masing-masing, meskipun demikian uamt Islam tetap menghadapi diskriminasi dalam
beragama.
The Arabic Organization for Studies, merupakan salah satu
organisasi Islam yang bertujuan meningkatkan dakwah Islam dan mengajarkan Islam
dan Al Qur’an kepada para mualaf.
6)
Mozambik
Nama Mozambil berasal Mu bin Baig, yaitu nama seorang
tokoh Islam yang pernah berpengaruh dikawasan itu. Di Negeri in Islam dapat
berkembang dengan baik. Umat Islam di negeri ini berhasil membangun lembaga
Islam, antara lain ; Comunidodo Musulman Assocao (Persatuan Masyarakat Islam) ,
Islamic Center. Masyarakat muslim Mozambik bermazhab sunni.
7)
Senegal
Islam masuk negeri ini pada abad XI M. dibawah oleh
bangsa magribi. Kebanyakan umat Islam dinegeri ini bermazhab Syafi’I dan
Maliki. Ribuan masjid telah didirikan dan masjid yang paling besar adalah
masjid Tsiys dan Taubah, Pendidikan Islam telah dibangun dari tingkat
Ibtidaiyah sampai dengan peerguruan tinggi.
8)
Gambia
Islam masuk ke Gambia pada abda ke X M, dibawa para
pedagang dari Arab (Maroko) dan Barbar dari Mauritania. Islam Gambia bermazhab
sunni dan mayoritas beraliran sufi. Para pemuka sufi ini yang membawa Islam
dapat berkembang dengan pesat.
9)
Namibia
Sampai dengan akhir tahun 1980-an Islam belum banyak
dikenal di negeri ini. Pada waktu itu penganur Islam mayoritas berasal dari
Afrika. Pada tahun 1980 di negeri ini belum ada satupun bangunan masjid.
Windhoek Islamic Center, yang di anggap bangunan mesjid, sebenarnya hanya
bangunan kecil yang menempel pada bangunan gereja yang megah yang dibangun oleh
pemerintah.
Saat ini telah terdapat tujuh masjid dan satu lagi baru
di bangun di Katutura. Tokoh muslim yang paling berjasa dalam pegemmbangan
Islam di Namibia adalah Jacobs Salmaan Dhancees. Dia adalah pejabat Komisi
Pemilihan Umum Nimaibia. Perjalanannya ke Konferensi Islam membawa hidayah
baginya masuk agama Islam. Untuk mekanjutka dakwah dan syiar Islam, kini banyak
pemuda muslim yang dikirim ke Arab Saudi untuk belajar agama Islam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan yang menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai.
Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan yang menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai.
Komentar
Posting Komentar