MAKALAH DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-1 TAHUN
BAB
I
PENDAHULUAN
Istilah Deteksi Dini,
digunakan oleh Depkes RI pada tahun 1990 sebagai kata lain dari asesmen yang
artinya kegiatan pemeriksaan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak,
untuk mengetahui ada tidaknya kecatatan dan atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan
sehingga apabila ditemukan dapat segera diupayakan program-program intervensi
yang tepat. Pada bagian lain, Munawir Yusuf mendefinisikan istilah Deteksi
Kelaianan Anak (DKA) sebagai usaha guru dan orang tua mengetahui apakah anak
didik memiliki kelainan fisik, mental,emosi, dan atau social (Ellah, 2005).
Sementara itu, kata intervensi mengandung makna tindakan yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain untuk mengatasi dan mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan anak, baik pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, emosi,
dan atau social. Jika isitilah deteksi dimaknai sama dengan asesmen, Ronald L.
Tailor (Ellah, 2005), memahaminya sebagai suatu proses pengumpulan informasi
atau data tentang penampilan individu yang relevan untuk mengambil keputusan.
Dari ragam pengertian
seperti yang diuraikan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa deteksi
perkembangan anak usia dini merupakan upaya mengetahui letak dan jenis
kesulitan atau hambatan yang dialami anak usia dini dalam proses perkembangannya.
Sementara itu, intervensi dapat dimaknai sebagai pemberian bantuan yang
dilakukan oleh guru, orang tua, dan atau ahli lain untuk mengatasi hambatan
yang dialami anak dalam proses perkembangannya untuk mencapai perkembangan yang
optimal.
C.
Tolok Ukur Standar Deteksi Anak Usia Dini
Dilihat dari tolok ukurnya, anak-anak
dikatakan memiliki kesulitan atau hambatan dalam perkembangannya, jika yang
bersangkutan tidak mampu menunjukkan prilaku sesuai dengan tahap dan tugas
perkembangan yang semestinya dilalui, serta ukuran-ukuran yang bersifat
normative yang pada umumnya dapat dilakukan oleh rata-rata anak seusianya.
Beragam istilah kesulitan perkembangan anak, termasuk didalamnya kesulitan
dalam tugas-tugas belajar, dinyatakan oleh para ahli. Burton (Abin Syamsuddin,
2007), misalnya menyatakan bahwa anak-anak yang tidak dapat mewujudkan
tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian social sesuai dengan pola
organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu seperti
yang berlaku bagi kelompok social dan usia yang bersangkutan, seringkali
dikategorikan kedalanm slow learners. Pemahaman ini menujukkan bahwa untuk
mengetahui ada tidaknya kelainan atau keterlambatan, seorang guru dapat merujuk
pada tahap dan tugas-tugas perkembangan apa yang yang seyogyanya dilalui anak
atau pada ukuran-ukuran normal yang berlaku sesuai dengan usia dan
perkembangannya. Pada bagian lain, Mulyono Abdurrahman, (2003: 9) berpandangan
bahwa tumbuhnya permasalahan dapat disebabkan beberapa factor, yaitu (1)
kemungkinan adanya disfungsi neurologis, (2) adanya kesulitan dalam tugas
akademis, (3) adanya kesenjangan prestasi dan potensi, dan (4) adanya
pengeluaran dari sebab-sebab lain. Demikian halnya dengan klasisfikasi
kesulitan belajar secara garis besar dibagi kedalam dua kelompok, yaitu (1)
kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning
disabilities), dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning
disabilities).
Merujuk pada
karakteristik atau tolok ukur permasalahan di atas, satu hal yang pasti, para
pendidik, orang tua, dan atau ahli lain, semestinya memahami betul tahap dan
tugas-tugas yang harus dilalui oleh anak-anak usia dini, serta ukuran atau
standar normative yang harus dicapai oleh anak, baik dalam aspek fisik,
intelektual, social, emosi, maupun prilaku. Melalui langkah ini, kemampuan
guru, dan juga orang tua, dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya perkembangan
yang lambat, menyimpang, dan atau perkembangan yang tidak semestinya sejak dini
dapat diketahui. Kondisi seperti ini, pada gilirannya akan memudahkan guru,
orang tua, dan atau pihak lain yang relevan melakukan intervensi sesuai dengan
karakteristik perkembangan yang dialami oleh anak usia dini tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONDISI
BAYI LAHIR
Tanda fisik bayi sehat ketika baru
dilahirkan yaitu :
a. Bayi
lahir langsung menangis
b. Tubuh
bayi kemerahan
c. Bayi
bergerak aktif
d. Bayi
menyusu dari payudara ibu dengan kuat
e. Berat
lahir 2.500-4000 gram.[1]
Jika ada satu tanda yang tidak memenuhi
syarat, sebaiknya cepat hubungi bidan, dokter atau perawat. Dan bagaimana
mendekteksi apakah bayi yang dilahirkan sehat atau tidak yaitu dengan cara
sebagai berikut :
1. Pendeteksian
Kesehatan dengan APGAR
Hal yang perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan bayi setelah kelahiran adalah melihat skor
apgar-nya. Umumnya tes APGAR dilakukan oleh tenaga
paramedic(perawat, bidan, dokter) dengan tujuan untuk mengetahui kesehatan
bayi. Sebab baik-buruknya kondisi bayi ini akan menentukan perkembangan
berikutnya, yaitu apakah bayi akan menjadi individu yang sehat secara
fisik/psikis atau tidak. Selain itu bayi yang sudah lahir perlu ditangani
secara serius agar dapat terhindar dari ketidaknormalan pada perkembangan
selanjutnya.
Kriteria kesehatan menurut APGAR yaitu :
a. Skor
normal : 6-8
Bayi yang normal dan
sehat adalah mereka yang setelah dilahirkan memiliki penilaian berkisar antara
6-8. Tetapi bayi yang benatr-benar prima,energik dan sehat adalah yang
memperoleh skor 9-10. Bayi yang demikian, umumnya memperoleh perawatan fisik,
psikis maupun spiritual yang baik dari orang tua maupun lingkungan hidupnya.
Orang tua mampu memberi stimulus yang baik bagi bayinya dengan makan makanan
bergizi, pola aktivitas teratur,
kebiasaan hidup bersih dan sehat, hubungan keluarga dan sosial yang harmonis.
b. Skor
sedang : 4-5
Sekor sedang ini
tercapai pada bayi yang dilahirkan dari orangtua yang mampu memenuhi
persyaratan diatas, tetapi cenderung kurang optimal.
c. Skor
tidak normal : 0-3
Apabila bayi memiliki skor 0-3 maka
keadaan bayi sangat buruk. Kemungkinan bayi akan meninggal dunia cukup besar,
karena perkembangan dan pertumbuhan selama pra-natal tak memperoleh stimulasi
yang baik dari orangtuanya.
Kriteria
skor APGAR
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
Detak
jantung
|
Tak
ada
|
<100/menit
|
100atau
lebih/menit
|
Pernapasan
|
Tak
ada respons
|
Tak
teratur
|
Menangis/bernafas
|
Kepekaan
|
Tak
ada respons
|
Respons
lemah
|
Respons
bersemangat
|
Gerakan
otot-otot
|
Lemas
|
Lemah,
tak ada reaksi
|
Gerakan
otot lentur kuat
|
Warna
kulit
|
Biru
kekuningan
|
Kemerahan(pink),
biru
|
Kemerah-merahan
|
2. Pendekatan
Kesehatan Melalui Skala Brazelton
Skala Brazelton yaitu
sebuah alat ukur skala untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi, skala ini
dikembangkan oleh Berry Brazelton seorang dokter anak
berkebangsaan Amerika serikat. Skala ini berfungsi untuk mengetahui respon
perhatian dan sosio-emosional, gerakan otot dan fisik, mengatur dan mengelola
keadaran diri, merespon terhadap kondisi stess. Skala Barzelton memiliki 27
skala, contoh 6 dari 27 skala yaitu :
No
|
Item
|
Deskripsi
|
1
|
Respons
terhadap sinar
|
Bayi
memberikan respon dengan mengedipkan mata bila matanya melihat sinar
|
2
|
Respons
terhadap suara bel
|
Bayi
tertarik dan menoleh kearah sumber suara bel
|
3
|
Respons
terhadap suara berisik,bising
|
Bayimungkin
langsung menangis karena merasa tidak nyaman dengan suara-suara yang bising
atau berisik
|
4
|
Aktivitas
motoik
|
Bayi
melakukan gerakan tangan, kaki atau kepala
|
5
|
Aktivitas
gerakan tangan ke mulut
|
Bayi
memasukkan tangan, jari-jari atau jempol kedalam mulutnya
|
6
|
Kualitas
dan durasi kesadaran diri
|
Bayi
memerhatikan benda-benda, warna, orang tua, atau lingkungan sekitarnya[2]
|
B. CARA
MERAWAT BAYI BARU LAHIR
1. Cara
Menyusui Bayi
a. Segera
melakukan inisiasi menyusu dini karena ASI yang keluar pertama berwarna
kekuningan(kolostrum) mengandung zat kekebalan tubuh, dan ASI tersebut agar
segera diberikan langsung pada bayi
b.Berikan
hanya ASI pada bayi sampai usia 6 bulan karena ASI banyak manfaatnya, sehat,
praktis, dan tidak butuh biaya. ASI juga bermanfat menjalin kasih sayang ibu
dan bayi serta ASI mencegah pendarahan pada ibu nifas.
2. Tindakan
Pada Bayi Baru lahir
a. Menjaga
kebersihan selama persalinan
b. Jaga
tali pusat agar selalu bersih, kering, dan biarkan terbuka(jangan dibungkus)
c. Jangan
diberi ramuan apapun, jika kotor bersihkan dengan kain bersih dan air matang
d. Pastikan
bayi sudah buang air besar
e. Cegah
infeksi kuman pada bayi. Begitu bayi lahir, mintalah salep antibiotic untuk
matanya.
f. Mintalah
suntikan vitamin K1 secepatnya. Fungsinya mencegah pendarahan pada bayi
g. Minta
imunisasi Hepatitis B sebelum bayi berumur 24 jam.
3. Cara
Menjaga Bayi Tetap Hangat
a. Bayi
baru boleh dimandikan setelah umurnya 6 jam
b. Bungkus
bayi dengan kain kering
c. Ganti
kainnya jika basah
d. Jangan
tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angin
e. Jika
berat lahir kurang dari 2.500 gram, lakukan metode kanguru(dekap bayi didada
ibu, kulit bayi menempel di kulit ibu)
4. Pelayanan
Kesehatan Bagi Bayi Baru Lahir
a. Mendapat
pelayanan kesehatan dari bidan, dokter atau perawat minimal 3 kali yaitu hari
pertama, hari ketiga dan minggu kedua
b. Diimunisasi
hepatitis B sebelum bayi berumur 7 hari.[3]
C. KARAKTERISTIK
BAYI YANG BARU LAHIR
Bayi yang normal tentu memiliki
tanda-tanda kesadaran untuk merespons terhadap stimulasi yang berasal dari
lingkungan hidupnya. Beberapa karakteristik umum yang dialami bayi baru lahir
yaitu :
1. Banyak
tidur karna sebagian besar waktunya yaitu sebanyak 80 % setiap hari dipergunakan untuk istirahat atau
tidur yaitu selama 18 jam dalam sehari.
Bayi akan merasa nyaman bila dalam keadaan tidur
pulas. Tidur sebagai kegiatan utama bagi setiap bayi, karena tidur bagian
proses pertumbuhan dan perkembangan hidunya.
2. Tidur
aktif. Dalam pandangan psikofisiologis, aktivitas tidak berfungsi untuk memberi
kesempatan oran perut untuk mengolah makanan agar dapat dipergunakan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.
3. Malas-malasan.
Menelan makanan merupakan aktivitas yang menguras dan memerlukan energi,
sehingga setelah makan dan minum umumnya bayi merasa capai, lemas dan segera
tertidur.
4. Waspada.
Meskipun dalam keadaan tertidur,apabila ada suara keras akan direspons oleh
bayi dengan keterkejutan , menangis dan terbangun dari tidurnya. Hal itu
berarti, bahwa bayi selalu waspada dan sadar tehadap situasi lingkungan
eksternalnya.
5. Rewel
dan Menangis[4]
D. PERKEMBANGAN
FASE OROK
Masa orok merupakan masa perkembangan
yang terpendek dalam kehidupan manusia, yaitu dimulai sejak lahir sampai usia 2
minggu. Saat lahir, pada umumnya berat badan orok kira kira 3,5 kg dan
panjangnya 50 cm. laki-laki biasanya agak lebih berat dan lebih panjang
daripada wanita, kepala kira-kira ¼ dari panjang badannya. Pernafasan, makan,
dan pembuangan selama lahir melalui plasenta.
Denagn jerit tangis pada waktu kelahiran, maka paru-paru berkembang dan
pernapasan pun dimulai. Perkembangan fisiologis lainnya ialah gerakan menghisap
yang terjadi apabila orok merasa lapar atau apabila bibirnya disentuh. Pada
waktu lahir, kecepatan pulsa berkisar antara 130-150 denyutan permenit tetapi
turun sampai 118 denyutan permenit beberapa hari setelah kelahiran.
E. MASA
BAYI
Pada tahap Oral yaitu lahir Sampai Sekitar Usia 1 Tahun
merupakan tahap dimana kepuasan oral
menjadi pusat dari kehidupan individu. Pada tahap ini, sesuai dengan kebutuhan
dasarnya untuk bertahan hidup, bayi menikmati kepuasan dengan menghisap dan
menerima rangsangan melalui mulutnya.[5]
Yaitu bayi menyusu pada ibunya atau menyusu dengan dot.
Dalam perkembangan dan pertumbuhnnya,
kesehatan bayi perlu dijaga dengan memberikan ASI yang cukup pada bayi. Karena
kesehatan bayi merupakan hal penting yang membutuhkan perhatian dari segala
pihak, Islam sangat menekankan pentingnya pemberian air susu ibu kepada bayi.
Menurut ajaran islam, ibu yang menyusui walaupun telah becerai dari suaminya
tetap memiliki hak untuk mendapatkan nafkah dari suaminya, dengan demikian
kebutuhan nutrisi ibu yang penting untuk menjaga kualitas air susu yang
dihasilkan dapat terjaga dengan baik. Penelian ilmiah saat ini menunjukan
pentingnya pemberian air susu ibu secara eksklusif selama dua tahun bagi ketahanan
tubuh, pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Berbeda dengan susu lainnya(misal susu sapi,susu kambing, susu kemasan),
susu ibu lebih dapat dicerna oleh bayi untuk tumbuh sebelum bayi dapat memulai
makan makanan yang lain yang lebih kompleks[6].
Bayi yang mendapatkan perawatan dengan
penuh kasih sayang dan cinta dari orang-orang sekitarnya akan mengembangkan
rasa percaya diri dan rasa aman dan muncul harapan dasar kehidupannya. Dan
kurangnya dicintai akan mengembangkan perasaan tidak aman dan kurang dapat
mempercayai lingkungannya. Sehingga
kesehatan dan kenyamanan bayi sangat perlu untuk dijaga. Karena , bayi masih
membutuhkan perhatian yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam perkembangan dan pertumuhannya,
bayi memebutuhkan energy yang besar dan memerlukan masukan gizi yang cukup.
Karena dalam beberapa hari pertama kehidupan, sebagian besar bayi kehilangan
5-7% berat tubuhnya. Sekali bayi menelan, menghisap dan mencerna, mereka tumbuh
dengan cepat, memperoleh rata-rata 5-6 ons perminggu selama sebulan pertama.
Bayi telah menggandakan berat badan pada usia 4 bulan dan membuat berat
badan bertambah hingga 3 kali lipat saat
di tahun pertama.[7]
F. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI
Masa bayi dimulai dengan berakhirnya
masa orok sampai akhir tahun kedua dari kehidupan. Masa bayi ini memiliki
ciri-ciri perkembangan sebagai berikut :
1. Perkembangan
Fisik
a. Pada
tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai
mengendur.
b. Pola
perkembangan bayi pria dan wanita sama.
c. Tinggi
badan secara proporsional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama
tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.
d. Dari
20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa bayi berakhir. Gigi pertama
muncul kira-kira pada usia 6-8 bulan. Gigi seri bawah muncul terlebih dahulu
kemudian menyusul tumbuhnya gigi seri bagian atas. Pada umur satu tahun,
rata-rata bayi mempunyai 4-6 gigi.
e. Pertumbuhan
otak tampak dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak kepala. Diperkirakan ¼ dari
berat otak orang dewasa dicapai pada usia sembilan bulan.
f. Organ
keindraan berkembang dengan cepat selama masa bayi dan sanggup berfungsi dengan
memuaskan sejak bulan-bulan pertama kehidupan. Dengan berkembangnya koordinasi
otot-otot mata pada bulan ketiga maka bayi telah sanggup melihat dengan jelas.
g. Dasar
pembinaan pola-pola fisiologis seperti makan, tidur, dan buang air terbentuk.
h. Perkembangan
penguasaan otot-otot mengikuti pola yang jelas. Menurut prinsip Cephalocaudal,
bahwa penguasaan atau penengendalian otot-otot bergerak melalui tubuh dariarah
kepala menuju kaki. Dan perkembangan penguasaan otot berhubungan dengan
perkembangan motorik yaitu segala yang berhubungan dengan gerakan.
2. Perkembangan
Intelegensi
Menurut
teori Piaget bahwa bayi usia 0-1 tahun perkembangan kognitifnya
berada pada tahap sensorimotor. Bayi mengenal objek-objek yang berada
dilingkungannya melalui sistem pengindraan(seperti penglihatan dan pendengaran)
dan gerakan motoriknya (refleks seperti mengenyot, dan menggerakan kepala ke arah
sumber rangsangan).
3. Perkembangan
Emosi
a. Usia
0-8 minggu
Kehidupan
bayi sangat dikuasai oleh emosi (implusif). Emosi anak sangat bertalian dengan
perasaan indrawi(fisik), dengan kualitas perasaan senang dan tidak senang dan
tidak senang.
b. Usia
8 minggu- 1 tahun
Pada
usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang
(tersenyum), merasa tidak senang(menangis) dan pada fase ini perasaan anak
mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu perasaan senang dan tidak senang jasmaniah menjadi perasaan senang, tidak
senang, marah, jengkel, terkejut dan takut.
4. Perkembangan
Bahasa
Fase ini bayi pada permulaan menangis,
mengoceh dan berisyarat. Kemudian pada usia 6 bulan bayi mulai mengeluarkan
macam-macam suara yang tidak berarti. Masa ini sebagai permainan pelatihan
alat-alat suara yaitu kerongkongan ,mulut, dan bibir. Pada masa ini anak sering
mengulang beberapa suku kata, seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma dan pa-pa-pa.
5. Perkembangan
Kepribadian
Pada masa ini masih berkembang sikap
egeosentris, berarti anak memandang segala sesuatu dilihat dari sudut pandang
sendiri dan ditujukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Menurut Erikson,
masa ini ditandai dengan sifat dasar trust
vs mistrust. Tugas perkembangan pokok bagi bayi adalah memperoleh
atau mengembangkan sikap percaya(trust) dan mengatasi atau menghindarkan
diri dari sikap tidak percaya(mistrust). Kualitas perkembangan
kepribadian masa bayi sangat bergantung pada tercapai atau tidaknya sikap dasar
ini.
6. Perkembangan
Moral
Pada masa bayi hamper semua tngkah
lakunya didominasi oleh dorongan naluriah(implusif). Oleh karena itu,
tingkah lakubayi belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak
bermoral dan bayi cencerung mengulangi perbuatan yang menyenangkan.
7. Perkembangan
Kesadaran Agama
Menurut
Arnold Gessel, usia bayi sudah mempunyai perasaan ketuhanan.
Perasaaan ketuhanan ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan
periode berikutnya. [8]
G. TAHAPAN
PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-1 TAHUN
1. Usia
0-3 bulan
a. Dapat
mengangkat kepala setinggi 45 derajat
b. Menggerakkan
kepala dari kanan/kiri ke tengah
c. Melihat
dan menatap wajah seseorang
d. Mengoceh
spontan atau bereaksi dengan mengoceh
e. Suka
tertawa keras
f. Bereaksi
terkejut terhadap suara keras
g. Membalas
tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
h. Mengenal
ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran , kontak.
2. Usia
3-6 bulan
a. Berbalik
dari telungkup ke telentang
b. Mengangkat
kepala setinggi 90 derajat
c. Mempertahankan
posisi kepala tetap tegak dan stabil
d. Menggenggam
pensil
e. Meraih
benda yang ada dalam jangkauannya
f. Memegang
tangannya sendiri
g. Berusaha
memperluas pandangan mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
h. Mengeluarkan
suara gembira bernada tinggi atau memekik
i.
Tersenyum ketika melihat mainan/gambar
yang menarik saat bermain sendiri
3. Usia
6-9 bulan
a. Duduk
, belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
b. Merangkak
meraih mainan atau mendekati seseorang
c. Memindahkan
benda dari satu tangan ketangan lainnya
d. Memungut
2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda pada saat yang bersamaan
e. Memungut
benda sebesar kacang dengan cara meraup
f. Bersuara
tanpa arti , mamama, bababa,
g. Mencari
mainan yang dijatuhan
h. Bermain
tepuk tangan/ciluk ba
i.
Bergembira dengan melempar benda
j.
Makan kue sendiri
4. Usia
9-12 bulan
a. Mengangkat
badannya keposisi berdiri
b. Belajar
berdiri selam 30 detik atau berpegangan dikursi
c. Dapat
berjalan dengan dituntun
d. Memasukkan
benda kemulut
e. Mengulang
menirukan bunyi yang didengar
f. Menebut
2-3 suku kata yang sama tanpa arti
g. Mengeksplorasi
sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
h. Bereaksi
terhadap suara yang perlahan atau bisikan
i.
Senang diajak bermain cilukba
j.
Mengenal anggota keluarga, takut pada
orang yang tidak dikenal.[9]
H. IDENTIFIKASI PADA BAYI
1. Tanda
bayi Sakit
a. Tidak
dapat menyusu
b. Mengantuk
atau tidak sadar
c. Napas
cepat (lebih dari 60 kali / menit)
d. Tarikan
dinding dada bagian bawah(retraksi)
e. Tampak
biru pada ujung jari tangan dan kaki atau bibir
f. Kejang,
Merintih, Demam
g. Badan
bayi kuning
h. Kaki
dan tangan terasa dingin
i.
Tali pusat kemerahan sampai dinding
perut
j.
Mata bayi bernanah banyak
2. Memantau
Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
a. Timbang
berat badannya tiap bulan di Posyandu
b. Rangsang
perkembangannya sesuai usia
c. Ajak
bayi bermain, bercanda dan bercakap-cakap
d. Bawa
bayi ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 4 kali dalam setahun.[10]
A.
Pertumbuhan Fisik Bayi dan Anak
Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik, antara lain tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala, lingkaran dada, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm span), proporsi tubuh/perawakan, dan panjang tungkai. Penilaian pertumbuhan dimulai dengan memplot hasil pengukuran tinggi badan,
berat badan pada kurva standar (misalnya NCHS, Lubschenko, Harvard, dan lain sebagainya), sejak dalam kandungan (intra uterin) hingga remaja.
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik, antara lain tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala, lingkaran dada, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm span), proporsi tubuh/perawakan, dan panjang tungkai. Penilaian pertumbuhan dimulai dengan memplot hasil pengukuran tinggi badan,
berat badan pada kurva standar (misalnya NCHS, Lubschenko, Harvard, dan lain sebagainya), sejak dalam kandungan (intra uterin) hingga remaja.
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
B.
Perkembangan Bayi dan Anak
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).
2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :
1. Tingkah laku sosial
2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu, misalnya :
4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh kearah suara, memegang beneda yang ditaruh ditangannya
20 minggu : meraih benda yang didekatkan padanya
26 minggu : dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke tangan lainnya, duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan, makan biskuit sendiri
9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, merangkak, bersuara da.. da…
13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).
2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :
1. Tingkah laku sosial
2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu, misalnya :
4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh kearah suara, memegang beneda yang ditaruh ditangannya
20 minggu : meraih benda yang didekatkan padanya
26 minggu : dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke tangan lainnya, duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan, makan biskuit sendiri
9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, merangkak, bersuara da.. da…
13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.
E. STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu di rangsang oleh
orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai umurnya.
Upaya untuk merangsang tumbuh kembang anak disebut stimulasi tumbuh kembang
anak
Perkembangan anak meliputi 4 aspek yaitu :
1. Perkembangan gerak kasar
2. Perkembangan gerak halus
3. Perkembangan bicara, bahasa dan kecerdasan
4. Perkembangan pergaulan dan percaya diri/personal social
Jenis perkembangan anak yang perlu di stimulasi sebagai berikut :
1. Kemampuan gerak
2. Kemampuan bicara
3. Kecerdasan
4. Kemandirian/percaya diri
5. Kemampuan bergaul
Stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir, dan dapat dilakukan secara bertahap, berkelanjutan dan terus-menerus. Pemberian stimulasi dapat dilakukan dengan cara secara berikut :
• Stimulasi dilakukan dengan penuh kasih sayang dalam suasana menyenangkan.
• Anak diajri dan dilatih berbagai kegiatan sesuai dengan usianya, seperti bermain, berlari, menari, menyanyi, membaca, berhitung, menulis, menggambar, membantu orang tua dsb.
• Stimulasi dilakukan khusus pada sensorik motorik dengan memberikan latihan-latihan/sentuhan tertentu seperti message, senam bayi, latihan gerak khusus dan terapi gerak
• Anak tidak boleh dipaksa jika tidak melakukan kegiatan stimulasi
• Memberikan pujian apabila anak berhasil melakukan kegiatan stimulasi
Perkembangan anak meliputi 4 aspek yaitu :
1. Perkembangan gerak kasar
2. Perkembangan gerak halus
3. Perkembangan bicara, bahasa dan kecerdasan
4. Perkembangan pergaulan dan percaya diri/personal social
Jenis perkembangan anak yang perlu di stimulasi sebagai berikut :
1. Kemampuan gerak
2. Kemampuan bicara
3. Kecerdasan
4. Kemandirian/percaya diri
5. Kemampuan bergaul
Stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir, dan dapat dilakukan secara bertahap, berkelanjutan dan terus-menerus. Pemberian stimulasi dapat dilakukan dengan cara secara berikut :
• Stimulasi dilakukan dengan penuh kasih sayang dalam suasana menyenangkan.
• Anak diajri dan dilatih berbagai kegiatan sesuai dengan usianya, seperti bermain, berlari, menari, menyanyi, membaca, berhitung, menulis, menggambar, membantu orang tua dsb.
• Stimulasi dilakukan khusus pada sensorik motorik dengan memberikan latihan-latihan/sentuhan tertentu seperti message, senam bayi, latihan gerak khusus dan terapi gerak
• Anak tidak boleh dipaksa jika tidak melakukan kegiatan stimulasi
• Memberikan pujian apabila anak berhasil melakukan kegiatan stimulasi
F. KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL BAYI DAN BALITA
Kebutuhan psikososial adalah
kebutuhan ASIH dan ASAH.
Kebutuhan ASIH meliputi : perhatian segera, kasih sayang, rasa aman, dilindungi, mandiri,rasa memiliki,kebutuhan akan sukses,mendapatkan kesempatan dan pengalaman,dibantu dan dihargai.
Kebutuhan ASAH meliputi : stimulasi (rangsangan) dini pada semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem gerak kasar dan halus, komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk berpikir.Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya sedini mungkin.Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang didapat melalui pendidikan dan latihan
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap masa sebelumnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut:
1. Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontakl dengnan dunia luar maka ia mutlak terganting dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan dalah ibu. Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar rasa percaya bagi anak. Apabila pada umur ini tidak tercapai rasa percaya dengan lingkungan maka dapat timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila pengalaman untukmeningkatkan rasa percaya kurang atau kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekwat, yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik., psikologis dan sosial yang kurang misalnya: anak tidak mendapat minuman atau air susu yang edukat ketika ia lapar, tidak mendapat respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.
2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun )
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya misalnya: kepuasan untuk berjalan atau memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perku dikembangkan karena penting untik terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari. Hubungan dengan orang lain bersifat egosentris atau mementingkan diri sendiri.
Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan support dan memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang di pilihnya serta kurangnya support dari orangtua dan lingkungannya, misalnya orangtua terlalu mengontrol anak.
Kebutuhan ASIH meliputi : perhatian segera, kasih sayang, rasa aman, dilindungi, mandiri,rasa memiliki,kebutuhan akan sukses,mendapatkan kesempatan dan pengalaman,dibantu dan dihargai.
Kebutuhan ASAH meliputi : stimulasi (rangsangan) dini pada semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem gerak kasar dan halus, komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk berpikir.Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya sedini mungkin.Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang didapat melalui pendidikan dan latihan
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap masa sebelumnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut:
1. Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontakl dengnan dunia luar maka ia mutlak terganting dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan dalah ibu. Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar rasa percaya bagi anak. Apabila pada umur ini tidak tercapai rasa percaya dengan lingkungan maka dapat timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila pengalaman untukmeningkatkan rasa percaya kurang atau kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekwat, yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik., psikologis dan sosial yang kurang misalnya: anak tidak mendapat minuman atau air susu yang edukat ketika ia lapar, tidak mendapat respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.
2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun )
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya misalnya: kepuasan untuk berjalan atau memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perku dikembangkan karena penting untik terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari. Hubungan dengan orang lain bersifat egosentris atau mementingkan diri sendiri.
Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan support dan memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang di pilihnya serta kurangnya support dari orangtua dan lingkungannya, misalnya orangtua terlalu mengontrol anak.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Markum, A.H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.
[1] Departemen Kesehatan Provinsi Lampung, Buku
Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta, 2005, hlm.25
[2] Agoes Dariyono, Psikologi Perkembangan
Anak Tiga Tahun Pertama, PT. Refika Aditama, Bandung, 2007, hlm. 104-106
[3] Departemen Kesehatan Provinsi Lampung, ibid,
hlm.26-27
[4] Agoes Dariyono, opcit, hlm. 107
[5] Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, PT Mancanan
Jaya Cemerlang, 2008, hlm 23
[6] Aliah B Purwakania Hasan, Pengantar
Psikologi Kesehatan Islam, PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm 572
[7] John. W Santrock, Perkembangan Anak,
Erlangga, Jakarta, 2007, hlm. 160
[8] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, Rosda Karya, Bandung, 2009, hlm.149-160
[9] Heny wulandari, Kesehatan dan Gizi Untuk
Anak Usia Dini, Fakta Press IAIN Raden intan, lampung, 2014, hlm.15-16
[10] Departemen Kesehatan Provinsi Lampung, opcit,
hlm. 28
Komentar
Posting Komentar