Makalah Evaluasi Pembelajaran di Lembaga PAUD
sBAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap program yang sistematis
membutuhkan evaluasi. Evaluasi sebagai alat dan sarana penilaian bagaimana
tingkat keberhasilan dari program yang sudah direncanakan. Setiap evaluasi
memiliki kriteria, karakteristik dan prosedur yang berbeda-beda.
Berfokus pada evaluasi pendidikan bahwa hasil belajar berupa perubahan sikap dan
prilaku serta pola pikir yang semakin kompleks. Namun dari aspek pembelajaran,
evaluasi diartikan sebagai proses perbaikan hasil pencapaian siswa dalam
menyerap dan menerapkan apa yang sudah dipelajari dikeseharian anak. Kemudian
bagaimana dengan prosedur evaluasi untuk pendidikan anak usia dini apa kriteria
dan cara penilaiannya akan dijabarkan dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka
rumusan masalahnya adalah:
1.
Apa pengertian evaluasi ?
2.
Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3.
Apa prinsip-prinsip evaluasi ?
4.
Apa saja sumber evaluasi dan metode evaluasi ?
5.
Apa dan bagaimana prosedur evaluasi paud ?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1.
Memenuhi tugas kelompok mata kuliyah Evaluasi Pembelajaran AUD
2.
Memahami pengertian evaluasi
3.
Memahami tujuan dan fungsi evaluasi
4.
Memahami prinsip-prinsip evaluasi
5.
Memahami sumber dan metode evaluasi
6.
Memahami bagaimana prosedur evaluasi PAUD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi
Evaluasi artinya penilaian terhadap
tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Padanan kata evaluasi adalah asessment
yang menurut tardif et al, berarti : proses penilaian untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Selain kata evaluasi dan asessment ada pula kata lain yang searti
dan relatif lebih masyhur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan
ulangan.
Istilah “Ulangan” dan “Ulangan Umum”
yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar) dan TPB (Tes Prestasi Belajar) itu
adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan
sebuah proses belajar-mengajar (the teaching-learning proses) atau untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian materi, dan
kenaikan kelas. Sementara itu, istilah evaluasi biasanya digunakan untuk
menilai hasil belajar pada siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu,
seperti Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang kini disebut Ujian
Akhir Nasional (UAN).
B.
Tujuan
Evaluasi
Pertama, untuk mengetahui tingkat
kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses balajar
tertentu. Hal ini berarti, dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang
melibatkan dirinya selaku pembimbing dan membantu kegiatan belajar siswanya
itu.
Kedua, untuk mengetahui posisi atau
kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi
itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk
kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.
Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha
yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal
ini berarti bahwa dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran akan
tingkat usaha siswa. Hasil yang baik pada umumnya menunjukkan adanya tingkat
usaha yang efisien, sedangkan hasil yang buruk adalah cerminan usaha yang tidak
efisien.
Keempat, untuk mengetahui hingga sejauh
mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan
yang dimilikinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat
dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
Kelima, untuk mengetahui tingkat daya
guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses
mengajar-belajar siswa(PMB).
Dengan demikian, apabila sebuah metode
yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang
memuaskan, guru dianjurkan mengganti metode tersebut atau mengombinasikannya
dengan metode lain yang serasi.
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik, secara berkesinambungan. Dengan demikian, maka evaluasi belajar harus
dilakukan guru secara kontinyu, bukan hanya pada musim-musim ulangan terjadwal
atau ujian sementara.
C.
Fungsi
Evaluasi
Disamping
memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagaimana
tersebut dibawah ini.
a. Fungsi
administratif untuk menyusun daftar nilai dan pengisian buku raport.
b. Fungsi
promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi
diogtis untuk mengindentifikasikan kesulitan belajar siswa dan merencanakan
program remedial teaching (pengajaran
perbaikan).
d. Sebagai
sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan
dan penyuluhan BP.
e. Sebagai
bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi
pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat untuk proses PMB.[1]
Evaluasi juga mempunyai
fungsi yang bervariasi didalam proses pelajar mengajar, yaitu sebagai berikut :
1) Sebagai
alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
2) Untuk
mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar.
3) Mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4) Sebagai
sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5) Sebagai
alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6) Sebagai
materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Dengan demikian bervariasinya fungsi
evaluasi, maka sangat penting bagi para guru agar ketika merencanakan kegiatan
evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan lebih dahulu fungsi evaluasi yang
mana yang akan dibuat oleh para siswa.
D.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi
Prinsip tidak lain adalah pernyataan
yang mengandung kebenaran hampir sebagian besar, jika tidak dikatakan benar
untuk semua kasus. Hal ini sesuai dengan pendapat cross yang mengatakan bahwa a principle is a statement that holds in
most, if not cases. Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti
penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau
keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara
benar.
Dalam
bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini
:
1) Evaluasi
harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang lebih ditentukan.
2) Evaluasi
sebaikanya dilaksanakan secara komprehensif.
3) Evaluasi
diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
4) Evaluasi
dilaksanakam dalam proses kontinu.
5) Evaluasi
harus peduli dan mempertimbangkan dalam niali-nilai yang berlaku.
Sedangkan
menurut Slameto evaluasi harus mempunyai minimal tujuh prinsip berikut :
1) Terpadu
2) Menganut
cara belajar siswa aktif
3) Kontinuitas
4) Koherensi
dengan tujuan
5) Menyeluruh
6) Membedakan
(diskriminasi) dan
7) Pedagogis.
E.
Metode
Evaluasi
Secara garis besar, metode evaluasi
dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan
nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes yang biasanya direalisasikan
dengan tes tertulis. Tes ini juga digunakan utamanya untuk memperoleh data,
baik data kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertulis juga dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu tes objektif dan esai. Tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan
data kuantitatif pengetahuan secara komprehensip dan fakta penggunaannya.
Disamping itu, tes tertulis juga dapat menggunakan menganalisasi dan
mensistesiskan informasi tentang siswa.
Tes objektif pada umumnya disebut juga
sebagai alat evaluasi guna mengungkapkan atau menghafal kembali dan mengenal
materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan dengan item pertanyaan
menghafal yang diantaranya sebagai jawaban bebas, melengkapi, dan identifikasi.
Pertanyaan pengenalan (recognition
question) dibedakan menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal
benar-salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
Pertanyaan esai pada umumnya dapat
dibedakan ke dalam dua jawaban berbeda, yaitu jawaban terbatas dan jawaban
luas. Evaluasi yang dibuat dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan
untuk menerangkan, mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian,
menganalisis perbedaan, menarik kesimpilan, dan menjeneralisasikan pengetahuan
peserta didik.
Bentuk kedua evaluasi adalah alat
nontes. Alat nontes ini digunakan untuk
mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa.[2]
F.
Sumber-sumber
Evaluasi
Proposal evaluasi berisi juga
prediksi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan evaluasi.
Sumber-sumber evaluasi tersebut antara lain :
1. Tenaga
Untuk
melaksanakan evaluasi diperlukan evaluator dengan jumlah dan kualitas tertentu.
Jenis tenaga yang diperlukan antara lain :
a. Jumlah
dan kualitas evaluator profesional
b. Pakar
dalam bidang tertentu yang diperlukan
untuk mengevaluasi khusu bidang tertentu.
c. Asisten
evaluator yang diperlukan khusus untuk menjaring dan mengentri data.
Standar
U2 The Program Evaluation Standards
orang yang melakukan evaluasi harus dapat dipercaya dan kompeten untuk
melaksanakan evaluasi, sehingga temuannya mencapai kredebilitas dan penerimaan
maksimum. Seorang evaluator dikatakan kredibel jika mereka menunjukkan kualitas
pendidikan/pelatihan, kompoten teknikal, pengetahuan substensif, keterampilan
hubungan publik dan karakteristik lainnya yang diperlukan oleh klien dan
pemakai lainnya dari temuan dan lapaoran evaluasi. Karena tidak semua orang
mempunyai karakteristik tersebut, sering evaluasi harus dilaksanakan oleh suatu
tim evaluator dimana secara kolektif memiliki semua karakteristik tersebut.
Jumlah untuk setiap kebutuhan tergantung pada jumlah aktivitas dan tersebarnya
aktivitas dalam luas daerah tertentu.
2. Organisasi
Tim Evaluator
Untuk mengevaluasi suatu program
yang aktivitasnya beragam dan daerah operasinya diseluruh indonesia memerlukan
sejumlah tim evaluator yang dipimpin oleh seorang pemimpin atau tim leader. Organisasi tim evaluator
terdiri dari sejumlah tim teknis yang melaksanakan evaluasi dan tim adminstrasi
yang memberikan dukungan administrasi umum dan keuangan kepada tim teknis.
3. Anggaran
Perencanaan dan pelaksanaa evaluasi
memerlukan anggaran atau biaya yang mencukupi. Anggaran evaluasi perlu
direncanakan sesuai dengan rincian aktivitas evaluasi yang akan dilaksanakan. [3]
G.
Prosedur
Evaluasi/Penilaian Pendidikan Anak Usia Dini
Penilaian pendidikan anak suai sini dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut ini.
1. Merumuskan
Kegiatan
Kegiatan yang
akan dilakukan guru harus tergambar pada program yang dibuatnya. Dalam program
kegiatan belajar dalam bentuk satuan kegiatan
harian (SKH) maupun satuan kegiatan mingguan (SKM) akan tergambar kemampuan apa
yang akan dimiliki anak dari program dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan guru.
Program yang
disusun dan apa yang harus dicapai oleh peserta didik terdapat dalam
kompetensi, hasil belajar serta indikator pembelajaran yang dirumuskan oleh
guru. Guru memilih kemampuan mana yang harus dimiliki anak dari kegiatan yang
akan dilakukannya yang dituangkan dalam bentuk SKH. Dari SKH tersebut dapat
ditetapkan alat penilaian yang akan
digunakan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk mengukur kegiatan dan kemampuan yang
telah ditetapkan dalam SKH.
2. Menyiapkan
Alat Penilaian
Alat penilaian yang diunakan guru dapat dibuat
sendiri atau menggunakan yang sudah ada yang dibuat oleh orang lain. Pemakaian
alat penilaian disesuaikan dengan indikator
hasil belajar yang telah ditetapkan dalam SKH. Penggunaan alat penilaian
pada suatu ketika dapat juga dimanfaatkan sebagai alat penilaian sekaligus
media pembelajaran. Misalnya, alat penilaian yang akan digunakan check list kemampuan yang dinilai
terdiri dari:
a. Anak
dapat berdoa (pengembangan moral dan
nilai-nilai agama)
b. Anak
dapat berkomunikasi secara lisan
(pengembangan bahsa)
c. Berkembangnya
kemampuan motorik kasar , koordinasi
d. Berkesinambungan
untuk melakukan berbagai gerak (pengembangan fisik). [4]
Setiap kemampuan tersebut sebelumnya ditetapkan
indikatornya, misalnya:
a. Anak
dapat berdoa;
b. Membaca
doa belajar, membaca doa makan;
c. Anak
dapat berkomunikasi;
d. Memberi
keterangan tentang suatu hal ; menyebutkan nama, tempat tinggal, kebiasaannya
di rumah, pekerjaan ayah atau yang lainnya sesuai tema.
Berkembangnya
kemampuan motorik kasar
Dapat langsung bangun tanpa berpegangan, meloncat
dari ketiggian 10 - 40 cm sambil melihat ke arah tertentu : kiri, kanan, atas
dan bawah; meloncat dari ketinggian 10 – 20 cm sambil melihat kearah tertentu:
kiri, kanan, atas dan bawah; meloncat dari ketinggian 10 – 30 cm sambil melihat
kearah tertentu: kiri, kanan, atas dan bawah; meloncat dari ketinggian 30 – 40
cm sambil melihat ke arah tertentu: kiri, kanan, atas dan bawah.
3. Menetapkan
Kriteria Penilaian
Setelah alat penilaian selesai, selanjutnya guru
menetapkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian adalah patokan ukuran
keberhasilan anak. Patokan digunakan untuk menetapkan nilai anak. Penetapan
kriteria harus memperhatikan anak dan waktu yang disediakan untuk memiliki
kemampuan tersebut. Kriteria ini ditetapkan saat guru selesai membuat alat
penilaian dan sebelum digunakan.
Kriteria penilaian juga dapat dibuat dalam bentuk
sekala penilaian, misalnya untuk kegatan menyusun puzzle untuk perorangan atau kelompok.
Contoh
kriteria untuk penilaian peorangan:
Nama : Ema Tanggal: 10 – 06 – 2012
No
|
KEMAMPUAN
|
SKALA
|
||
Memuaskan
|
Berhasil
|
Belum berhasil
|
||
1
|
Menyusun balok
|
|
|
|
2
|
Membaca doa
|
|
|
|
3
|
Menyanyikan lagu
|
|
|
|
a. Mengumpulkan Data
Alat yang sudah dibuat guru
digunakan untuk mengambil data yang berkaitan dengan kemampuan yang ingin
dinilai dari anak. Bila menggunakan daftar cek (V) atau tanda lainnya pada
kolom baris yang dapat dilakukan anak. Penggunaan daftar cek di atas
berarti mengumpulkan data beberapa anak
sekaligus atau secara perorangan.
b. Menentukan
Nilai
Data yang diperoleh dibandingkan
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Misalnya kriteria daftar cek untuk
membaca doa di atas sudah ditentukan doa yang harus dibacakan. Guru menghitung
berapa tanda untuk setiap kemampuan; jumlah tanda cek dibandingkan dengan
kriteria, kalau hasilnya lebih atau sama berarti berhasil. Pada anak usia dini
biasanya nilai diberikan dalam bentuk deskripsi; dengan demikian guru harus
mendeskripsikan sesuai dengan data yang diperoleh dari daftar cek di atas.[5]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi
artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program. Sehingga evaluasi pendidikan sangatlah
penting guna menentukan apakah suatu sistem pembelajaran layak untuk
diimplementasikan didunia pendidikan terutama saat proses belajar mengajar di
setiap jenjang pendidikan. Dan melalui sistem pemebelajaran yang secara berkala
dievaluasi maka tujuan pendidikan akan tercapai yaitu peserta didik dapat
berkembang sesuai tahapan perkembangannya dan aspek-aspek perkembangan bisa
berkembang secara optimal.
Prosedur
evaluasi atau penilaian pendidikan anak usia dini melalui perumusan kegiatan,
menyiapkan alat penilaian dan menentukan kriteria penilaian. Adapun evaluasinya
PAUD berupa deskripsi dari sejumlah data-data yang diperoleh dari proses
pengumpulan data saat observasi/pengamatan terhadap peserta didik.
[1] Utami Munandar. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2012), h. 197
[2] Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya. ( Jakarta : PT Bumi Aksara.
2011), h. 4-11
[3] Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan
Profesi. (Depok : PT Raja Grafindo Persada. 2012). h 133
Komentar
Posting Komentar